Tahun ini, lomba perahu layar di Pantai Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, masuk dalam kalender Banyuwangi Festival yang digelar oleh pemerintah setempat sebagai bagian dari penggiat budaya lokal.
Ketua Panitia Lomba Perahu Layar, Sujarno mengatakan, perlombaan ini sudah berjalan sejak periode 2000 lalu. Kali ini, lomba diikuti kurang lebih 54 peserta baik dari Banyuwangi dan Bali. Ini sebagai bentuk wujud kreativitas sekaligus menambah kedekatan antar nelayan.
"Tujuannya yaitu mempererat talisilaturahmi antar nelayan, dan mempersatukan nelayan sini dan Bali agat menjadi satu kesatuan yang utuh," ungkapnya kepada sejumlah wartawan.
Bagi pemenang lomba, kata Sujarno, selain mendapat hadiah berupa uang tunai juga berhak memperebutkan piala bergilir Danlanal Banyuwangi.
Dalam lomba, tambah Sujarno, terdapat peraturan yang harus ditaati. Misalnya, penggunaan layar harus sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh panitia yaitu 7,3 meter.
"Perlombaan dicatat pemenangnya jika mereka mampu paling cepat menyentuh garis finish," pungkasnya.
Sementara itu, Sugiyanto salah satu nelayan asal Gilimanuk - Bali mengaku seminggu terakhir telah mempersiapkan diri guna mengikuti lomba ini. Perahu miliknya yang biasa digunakan untuk memancing sengaja diperbaiki untuk ikut lomba. Bahkan, dirinya melakukan persiapan khusus dengan perombakan perahu miliknya.
"Persiapannya, kita perbaiki perahu dan tentunya juga layar sebagai alat untuk melaju. Ini habis Rp 6 juta," katanya.
Acara ini, bagi para nelayan menjadi hiburan tersendiri. Pasalnya, saat ini banyak nelayan yang tidak melakukan aktivitas karena cuaca buruk. Sehingga banyak nelayan yang menganggur.
"Kami datang bersama 25 peserta dari Bali. Kami sudah beberapa kali ikut lomba di Banyuwangi ini. Apalagi tahun ini lomba justru tambah banyak enam kali dan ini yang paling meriah," ungkapnya. (bdh/bdh)