BEC selalu menghadirkan tema yang tak pernah lepas dari budaya dan tradisi yang hidup di tengah masyarakat. Tahun ini temanya adalah "The Legend of Sritanjung Sidopekso" yang mengangkat legenda rakyat yang menceritakan asal usul nama Banyuwangi. Ditampilkan juga dalam ajang itu, fragmen legenda Sritanjung - Sidopekso, sebelum digelar karnaval spektakuler tersebut.
Parade diawali oleh ratusan penari Gandrung sebagai tarian pembuka disetiap acara seni dan budaya Banyuwangi. Mereka menari gemulai di depan ribuan undangan yang duduk berderet di sepanjang jalan Veteran Banyuwangi. Selanjutnya, barisan BEC Kids yang tampil dengan kostum yang menggambarkan Alas Purwo. Satu per satu peserta BEC Kids menampilkan flora dan fauna Alas Purwo.
![]() |
"Mbak ayo foto dulu. Pose sebentar yah?" pinta salah satu penonton.
Devile selanjutnya, adalah parade dari kostum Sidopekso. Kostum yang dibawakan oleh peserta laki-laki ini dominan berwarna merah, hitam dan emas. Sama seperti devile Sritanjung, sang Sidopekso menari dan tersenyum gagah saat berjalan di catwalk.
![]() |
Sebanyak 160 peserta BEC memberikan penampilan yang luar biasa. Mereka merupakan anak anak muda Banyuwangi yang penuh dengan ide dan kreativitas tanpa kehilangan semangat tradisi dalam menuangkan segenap potensinya.
"Banyuwangi Ethno Carnival merupakan event budaya yang melibatkan segenap masyarakat dalam penyelenggaraannya. Budaya lokal menjadi pakem yang tidak boleh ditinggalkan dalam menentukan temanya. Seniman dan budayawan Banyuwangi berperan utama dalam setiap pemilihan tema," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka BEC 2016.
![]() |
Tak hanya anak muda Banyuwangi, Putri Pariwisata 2015, Dikna Faradiba juga ikut tampil dengan kostum Barong. Kostum yang bernama "Sunar Udara" ini ditampilkan apik dan anggun oleh Dikna Faradiba.
Karnaval yang mengisahkan asal mula berdirinya Banyuwangi ini juga diikuti oleh 40 wisatawan mancanegara yang ikut berparade. Di antaranya berasal dari Rusia, Belarusia, Amerika Serikat, Perancis, dan Italia. Mereka berpakaian layaknya penari Gandrung dan ikut berjalan menyapa masyarakat Banyuwangi. Para wisatawan itu kebetulan sedang berlibur di Banyuwangi lalu ditawari untuk ikut tampil dan mereka menyambut antusias.
![]() |
BEC ini dihadiri sejumlah tokoh penting. Antara lain Bupati Raja Ampat Papua, Bupati Bandung Barat, dan Konsulat Jenderal Jepang Yoshiharu Kato. Bahkan Konjen Jepang mengatakan sangat terkesan dengan parade kostum etnik kontemporer ini.
"Kostumnya bagus. Saya benar-benar kagum," kata dia.
Sebagai penutup, para undangan bersama dengan Bupati Anas dan Forpimda turut serta dalam pawai tersebut. Mereka mengikuti peserta hingga garis finish sepanjang 5 kilometer. Tak lupa ada pula parade pengusung tema BEC 2017 yakni "Majestic Ijen". Mereka adalah para penambang belerang yang membawa belerang dipundaknya. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini