Ini Jawaban Rumah Sakit dr Saiful Anwar Soal Kaki Setyo yang Membusuk

Ini Jawaban Rumah Sakit dr Saiful Anwar Soal Kaki Setyo yang Membusuk

Muhammad Aminudin - detikNews
Jumat, 11 Nov 2016 20:35 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Kaki kiri Setyo Aldi (12), mengalami pembusukan pascamenjalani operasi. Kaki bocah SD ini harus diamputasi. Keluarga Setyo menduga ada kesalahan saat penanganan medis. Setyo memang menjalani dua kali operasi selama perawatan luka pada kaki kirinya.

Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA) Malang, tempat dimana Setyo dirujuk serta menjalani operasi menampik adanya kesalahan. Rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur itu menganggap proses penanganan medis sudah sesuai prosedur dan ilmu kedokteran.

"Kami sudah kumpulkan semua data, dan semua berjalan sesuai prosedur, termasuk mengacu kepada SPO oleh dokter ahli," terang Direktur RSSA Malang Restu Kurnia kepada wartawan saat menanggapi kasus Setyo, Jumat (11/11/2016).

Kurnia menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menyampaikan kepada keluarga harus segera dilakukan amputasi dan biayanya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Bebas biaya, karena pasien BPJS," tegasnya.

Sementara Kepala Bidang Pelayanan Medis RSSA Malang Saifullah Asmi Ragani turut mendampingi menambahkan, penanganan berawal dari hasil rekam medis pasien, mengalami luka karena kecelakaan atau jatuh.

Ini Jawaban Rumah Sakit dr Saiful Anwar Soal Kaki Setyo yang MembusukFoto: Muhammad Aminudin
"Kami punya foto klinis, dengan dua luka di kaki kiri disertai patah tulang. Pertama kali datang kondisi masih bagus, baru beberapa jam kemudian terjadi perburukan klinis berupa penurunan pulsasi (denyut di kaki turun). Dan patah tulang terbuka disertai pembuluh darah putus akibat trauma awal," terangnya.

Melihat itu lanjut dia, tim dokter melakukan pembedahan pada luka kaki yang dialami pasien dan memasang pen. "Karena pasien datang dengan cedera pembuluh darah, sehingga tulang harus kita fiksasi agar tidak goyang dan penyambungan pembuluh darah bisa dilakukan," jelas ahli bedah ortopedi ini.

Ditambahkan, pascaoperasi pertama tim dokter kemudian melakukan evaluasi yang hasilnya untuk memutuskan dilakukan operasi kedua. "Setelah penyambungan pembuluh darah ternyata saturasi masih rendah. Karena itu, harus eksplorasi ulang (operasi lagi). Tapi secara klinis sudah ada backflow (aliran darah balik yang merembes), artinya sudah bagus. Pasca operasi diberi obat untuk mencegah pembekuan darah," beber Saifullah.

Tim dokter sendiri, kata dia, sudah memberikan penjelasan kepada keluarga pasien untuk dilakukan amputasi. Namun, upaya penanganan satu-satunya ini ditolak dan memilih untuk rawat jalan (pulang). "Makanya terjadi pembusukan, karena ada kematian jaringan," tegasnya.

Disampaikan, amputasi rencananya akan dilakukan di atas sendi lutut, agar pasien dapat menggunakan kaki palsu dengan nyaman. "Foto rontgen biasa tidak bisa menunjukkan pembuluh darah yang rusak kalau tidak dilakukan artriografi," ujarnya. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.