Mengintip Resep Rahasia Kota Surabaya Mengatasi Anak Putus Sekolah

Mengintip Resep Rahasia Kota Surabaya Mengatasi Anak Putus Sekolah

Rahma Lillahi Sativa - detikNews
Kamis, 10 Nov 2016 11:22 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Persoalan sosial di kota besar memang beragam. Tak terkecuali kasus putus sekolah pada anak, tak peduli meski fasilitas pendidikan di kota sudah memadai. Kota Surabaya pun dihadapkan pada persoalan serupa.

Bahkan dari hasil survei yang dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya terungkap, ada beberapa titik 'merah' yang menyebut jumlah anak putus sekolah dan anak rentan putus sekolahnya di atas rata-rata seperti di Tambaksari, Jambangan, dan Semampir yang merupakan adalah kawasan 'gemuk' penduduk.

Inovasi pun dibutuhkan jika ingin mengentaskan persoalan ini.Dinsos yang didukung penuh Wali KotaTriRismaharini meluncurkanprogramCampusSocialResponsibility (CSR).
Ini Resep Rahasia Kota Surabaya Mengatasi Anak Putus Sekolah Foto: Istimewa


Terobosan ini adalah program pendampingan bagi anak putus sekolah dan rentan putus sekolah dengan melibatkan mahasiswa berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Inspirasi itu muncul dari Kepala Dinsos Kota Surabaya Supomo. Idenya itu berkaca dari pengalamannya sewaktu menjadi Camat Kenjeran.

"Sewaktu masih menjadi Camat Kenjeran, Pak Pomo (Supomo, red) sudah menjalankan program ini, mengembalikan anak-anak ke sekolah, tetapi faktanya setelah tiga minggu, tiga bulan jalan, anak-anak ini mrotoli," papar Atiyun Najah Indhira (30), pegawai Dinsos Kota Surabaya yang ditunjuk sebagai Direktur CSR kepada detikcom, Kamis (10/11/2016).
 Atiyun Najah IndhiraFoto: Istimewa
Atiyun Najah Indhira

Atiyun atau lebih akrab disapa Ayun mengatakan, ada persoalan sosial lain yang memaksa anak-anak ini untuk enggan kembali bersekolah, semisal keadaan ekonomi keluarga, lingkungan bahkan banyak juga yang berasal dari broken home atau kurang mendapatkan perhatian karena orang tua sibuk bekerja.

"Mereka banyak yang udah lama nggak sekolah, terbiasa di jalan. Begitu balik kan susah. Orangtuanya juga merasa buat apa sih disekolahkan, wong anaknya juga nggak mau," kisah PNS berparas cantik ini.

Karena cakupannya sudah lebih luas, Dinas Sosial merasa perlu menggandeng pihak lain. Kampus atau perguruan tinggi menjadi pilihan utama karena jumlah mahasiswanya yang besar dan faktor rentang usia yang tidak begitu jauh dengan usia anak-anak putus sekolah di Surabaya.

Begitu konsep dimatangkan, sosialisasi kepada sejumlah kampus di Surabaya dilakukan pada bulan Desember 2013 dan 19 kampus sangat berminat untuk terlibat pada program mulia itu.
Ini Resep Rahasia Kota Surabaya Mengatasi Anak Putus Sekolah Foto: Istimewa

"Awalnya ya tiap kampus mengirim 10-30 mahasiswa jadi total yang terkumpul sekitar 215 kakak pendamping, yang disebar di 11 kecamatan sebagai pilot project," lanjutnya.

Untuk data calon adik asuh sendiri diperoleh dari pihak kecamatan. Oleh Dinas Sosial, kedua data ini kemudian digabungkan dan pasangan kakak damping - adik asuh pun ditetapkan.

Begitu terjun dan dipertemukan dengan adik asuh, mahasiswa diharapkan memberikan pendampingan, biasanya dengan kunjungan ke rumah minimal sekali dalam sepekan. Tak jarang mereka pula yang turun tangan sendiri mengurus segala keperluan si anak, terutama untuk sekolah, seperti mengurus akta kelahiran dan juga KK (Kartu Keluarga). (lll/ugik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.