"Sasarannya Gedung Negara Grahadi," ujar Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar kepada detikcom, Selasa (1/11/2016).
Dalam izinnya, dua unjuk rasa tersebut akan mengerahkan sebanyak 6 ribu buruh. Untuk mengantisipasinya, polisi telah menyiagakan sebanyak 2 ribu personel. Personel tersebut datang dari Polrestabes Surabaya dan jajaran.
Selain disiagakan di Gedung Grahadi, para personel juga akan menjaga di wilayahnya masing-masing khususnya untuk personel polsek. Polisi juga akan mengawal massa buruh dalam perjalanannya menuju Grahadi.
"Yang demo kan ada yang datang dari luar kota. Selain personel, kami juga mengerahkan kendaraan taktis (rantis)," kata Lily.
Massa demo pertama datang dari Gerakan Aksi Tolak Upah Murah (Gastum). Dalam izinnya, massa dari organisasi buruh itu akan mengerahkan 4 ribu buruh. Mereka akan berkumpul di lima titik sebelum berangkat bersama menuju Grahadi.
Lima titik itu adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Jalan Setail, Bundaran Waru, Omah Perjuangan, Romo Kalisari, Gunung Sari. Isu yang akan mereka bawa dan tuntut adalah cabut PP nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan, batalkan penetapan UMP Jatim, dan tetapkan UMK Jatim berdasarkan survei KHL.
Massa demo kedua datang dari DPW Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jatim yang berencana mengerahkan 2 ribu buruh. Sebelum berangkat menuju ke Grahadi, massa akan berkumpul di lima titik yakni Karang Pilang, SIER Rungkut (RS Royal), Margomulyo, Bundaran Waru, dan KBS.
Massa buruh bisa jadi akan bertambah dengan kehadiran massa dari bonek yang kebetulan berencana akan menuju ke Grahadi. Dengan ribu suporter, massa bonek akan menggeruduk Grahadi dengan tuntutan dukungan bonek agar Persebaya menjadi voters dalam kongres PSSI.
"Warga Surabaya diharapkan tidak melewati jalan yang digunakan massa untuk melakukan demo," tandas Lily. (iwd/bdh)