Aneka motif dan corak batik khas Pamekasan dipadupadankan aneka aksesoris busana yang menyajikan busana etnik. Wajah sang pemakai busana etnik tampak dirias dengan goresan lukisan bermotif daun dan bula angsa. Termasuk pergelangan kedua tangan.
Pantauan di lapangan, sejumlah sekolah favorit di Kota Pamekasan tampak menampilkan para siswanya ikut Batik Pamekasan Carnaval 2016. Seperti SMAN 2, SMAN 1, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 3, SMK Negeri 3, dan MAN 1 Pamekasan.
Barisan Kacong dan Jebbing 2016 (putra dan putri Madura) membuka barisan Batik Pamekasan Carnaval yang digelar Sabtu (29/10/2016) pagi hingga siang. Berbalut busana batik khas Pamekasan, barisan Kacong-Jebbing mengundang teriakan ribuan penonton yang memadati Jalan Kabupaten - Jalan Diponegoro.
"Saya senang jika pawai budaya Batik Pamekasan Carnaval ini menjadi event tahunan sebagai pengisi acara hari jadi Pamekasan. Kelak jika dikelola event organizer profesional, maka Batik Pamekasan Carnaval bakal populer seperti Jember Fashion Carnaval atau JFC," tutur Yuniar Astuti, seorang penonton.
Yuniar yang mengaku sebagai pemerhati batik tulis khas Pamekasan menjelaskan, kain batik tulis khas Pamekasan memiliki motif dan corak tersendiri yang sedikit berbeda dengan kain batik Sumenep dan Bangkalan.
Menurut Yuniar, motif dan corak kain batik tulis khas Pamekasan lebih berani dengan mengunakan warna-warna tajam dan cerah. Semisal, Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun Memba (daun Pohon Soekarno) dan Gorek Basi.
"Coraknya pun beragam dengan mengisi motif serat kayu atau istilahnya mok-ramaok (akar-akaran) pada bagian yang kosong. Kekayaan motif ini yang menjadikan kain batik hasil tatahan tangan menjadi ciri khas tersendiri bagi batik Pamekasan," imbuhnya.
Kekhasan batik Pamekasan juga terlihat pada sisi pewarnaan. Warna batik sangat berani, tajam, kontras dan perpaduan antar warna. Semisal warna merah, hijau, dan kuning.
Dan setiap warna memiliki makna tersendiri. Semisal, warna kuning melambangkan bulir-bulir padi yang banyak ditanam penduduk Pamekasan. Warna merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras, dan warna hijau melambang warna religi seperti kehidupan warga Pamekasan yang religius.
"Bagi warga luar kota yang ingin berburu batik tulis khas Pamekasan harus pandai memilih. Lembaran kain batik tulis biasanya tidak ada jahitan pada tepi kainnya, coraknya unik tidak monoton, dan memiliki motif latar belakang yang rumit," saran Yuniar.
Yuniar berharap ajang Batik Pamekasan Carnaval 2016 ini bisa dijadikan wahana pelestari seni budaya batik di Kabupaten Pamekasan. Apalagi, ada ribuan orang yang menyambung hidup sebagai pengrajin batik tulis.
Saat ini ada enam titik sentra batik di Kabupaten Pamekasan. Yakni di Kecamatan Kota Pamekasan sebanyak 5 sentra batik tulis, Kecamatan Proppo sebanyak 12 sentra batik, Kecamatan Palengaan terdapat 6 sentra, Kecamatan Waru ada 1 sentra, Kecamatan Pegantenan 2 sentra dan di Kecamatan Tlanakan ada 1 sentra batik.
Sementara Bupati Pamekasan, Ahmad Syafii berjanji akan mengerahkan seluruh SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) untuk menjadi pembina ribuan pengrajin batik tulis.
"Corak dan motif batik tulis khas Pamekasan harus dirawat dan dipertahankan. Caranya dengan memberikan pembinaan. Pembinaan teknis, modal dan pemasaran," jelas bupati. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini