"Ada tiga resep yang kami jalankan bersama-sama dengan Pak Wabup untuk memimpin Trenggalek," kata Bupati Trenggalek Emil kepada detikcom, Minggu (23/10/2016).
Resep pertama yakni, Harus ada rasa saling percaya untuk bersama-sama mensukseskan Trenggalek. Emil mencontohkan, seandainya dirinya berhalangan hadir di suatu kegiatan, maka Wakil Bupati M Nur Arifin yang turun.
Ketika Wabup Arifin turun ke masyarakat, banyak yang mengatakan bahwa wakil bupatinya lebih populer dan sering turun menemui kemasyarakat ketimbang bupatinya.
"Ketika ada kabar seperti itu, saya jawab. Apakah Pak Wabup tidur saja di rumah," katanya.
"Kita (Emil dan Arifin) ini berjuang bareng. Ketika kita memutuskan untuk maju (di Pilkada Trenggalek), elektabilitas itu nomer sekian. Yang kita utamakan adalah chemistry (kecocokan). Saya ingin punya partner yang sama-sama punya greget untuk membawa perubahan di Trenggalek," katanya.
"Di sisi lain, juga sama-sama punya idealisme dan saling melengkapi. Mas Arifin (wabup) latar belakang sebagai pengusaha, punya kreatifitas. Ya mungkin melengkapi saya pengalamannya di birokrasi. Kita berangkat dari niat yang benar. Bukan perhitungan politik bagaimana caranya menang. Yang kita omongkan bagaimana kita bersama-sama memaksimalkan daya dan upaya untuk membangun Trenggalek ini," tuturnya.
Resep kedua, Jangan mengkhawatirkan intrik politik. Katanya, banyak yang mengatakan, Wabup Arifin lebih sering turun ke lapangan daripada bupatinya dan lebih dikenal.
"Terus terang, pak wabup bisa saja ke depan tidak ingin jadi wabup. Tapi itu nggak kondusif. Buat saya, lillahitaallah, semuanya dikembalikan ke Allah. Kita bersama-sama punya chimestry ingin membangun Trenggalek," ujarnya.
Ia mengatakan, tugas pokok dan fungsi antara bupati dan wakil bupati sudah dibagi. Misalnya, tugas menangani kemiskinan adalah wakil bupati. "Kalau dipikir, secara politis (penanganan kemiskinan) itu strategis. Saya tidak ingin meminimalisir kinerja beliau. Tupoksi (wakil kepala daerah) dimanapun memang itu tugas wabup," terangnya.
"Misalnya ada program bedah rumah atau bantuan sosial, saya berikan ke Wabup. Tolong cek data kemiskinan di wabup. Jadi kita satu pintu. Saya memilih lebih memaksimalkan sinergi. Beliau (wabup) punya tim untuk mengentas kemiskinan, saya hormati itu," katanya.
Bupati Emil menambahkan, ketika ada salah satu program televisi yang acaranya digelar di Trenggalek. Yang menghubungkan koneksi ke stasiun televisi dan yang membuat konsep adalah bupati.
Ketika acara berlangsung, bupati memberikan peran ke wakil bupati untuk ikut tampil di acara tersebut. Bahkan, yang sering masuk ke layar televisi adalah wakil bupati Arifin.
"Saya dan Mas Arifin tidak bisa dibedain. Memang konsepnya dari saya, tapi Mas Arifin juga berperan. Mas Arifin anak muda dan pernah main band, jadi bisa tampil sesuai anak muda," jelasnya.
Resep yang Ketiga yakni, Saling menghormati. "Pak Wabup saat turun (menghadiri acara) selalu menyampaikan diutus Pak Bupati. Ya memang tidak bisa dihindari, masyarakat merasa lebih dekat dengan yang hadir," katanya.
"Ketika Pak Wabup berhalangan hadir, gantian saya yang turun. Jadi kita fleksibel dan bersama-sama ingin memajukan Trenggalek," terangnya.
"Buat saya, melanggengkan kekuasan di Trenggalek tidak lebih penting. Yang terpenting adalah bersama-sama membangun Trenggalek dan mengentas kemiskinan. Kalau hanya memikirkan itu, waktu dan energi kita akan habis melanggengkan kekuasaan," paparnya.
"Kita juga ingin mendewasakan masyarakat, untuk tidak terjebak permainan itu. Masyarakat jangan mengatakan oh pak bupati gini, pak wakil bupati gini," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Trenggalek M Nur Arifin mengatakan, dia menjalankan tugas-tugasnya sebagai wakil bupati selalu dilaporkan ke bupati.
"Saya melakukan apapun, tidak pernah tanpa sepengetahuan beliau. Saya selalu lapor ke beliau. Sekarang kan teknologi sudah canggih, saya bisa juga laporan via WA atau email. Bahkan, ketika saya mau mewakili beliau memaparkan terkait potensi investasi, saya selalu konsultasi ke beliau," kata Wabup Arifin.
Arifin mengakui bahwa dirinya lebih banyak mengurusi hal mikro, termasuk terkait penanggulangan kemiskinan. "Istilahnya saya ini penasehat bupati yang bisa dipercaya," terangnya.
Ia juga mencontohkan tentang upaya Bupati Emil mempercepat pembangunan jalur lintas selatan (JLS). Bupati yang melakukan komunikasi dan koordinasi ke tingkat provinsi hingga kementerian.
"Saat tinggal finishingnya, saya diminta untuk mengawal. Jadi beliau di tataran strategis, saya yang taktis," katanya.
Bupati ketika berhalangan hadir, bisa mendelegasikan ke wakil bupati dan itu hal yang biasa. Tapi ketika wakil bupati berhalangan hadir, tugas-tugasnya didelegasikan ke bupati. Koordinasi dan saling menghormati ini yang bisa mengkompakkan bupati dan wakil bupati.
"Sebelum bupati pergi ke luar negeri atau tugas lain, mendelegasikan ke saya. Saya diberi catatan, mas ini yang perlu diselesaikan ketika saya pergi," tuturnya.
"Sebaliknya, ketika saya tugas ke luar Trenggalek, saya sampaikan ke bupati. Misalnya setiap Jumat ada coffe morning dengan SKPD-SKPD. Saya sampaikan, mas ini temuan-temuan saya yang harus disampaikan," tandasnya sambil menambakan, dirinya bersama Bupati Emil, punya tujuan sama ingin membangun Trenggalek dan ingin merealisasikan program-program yang diusung saat kampanye pilkada lalu. (roi/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini