.webp)
Peringatan Hari Santri yang ke-2 ini dipimpin langsung Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, yang juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Dalam apel tersebut, para santri juga membacakan ikrar santri yang menyatakan keteguhannya untuk mempertahankan aqidah dan mempertahankan kemerdekaan RI. Selain itu juga pernyataan keteguhan dalam melawan upaya merongrong kedaulatan bangsa, UUD 45 serta Pancasila.
Dihadapan ribuan santri, Emil mengapresiasi langsung Presiden Joko Widodo yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, karena merupakan bentuk apresisasi terhadap perjuangan kaum santri dan ulama dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Masih butuh perasan keringat serta darah untuk mengisi kemerdakaan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat," katanya .
Menurutnya, diera kemerdekaan seperti ini, kaum santri tidak perlu takut dan minder untuk menunjukkan eksistensinya ke masyarakat. Karena kiprah para santri dan ulama sudah terbukti pada masa sebelum kemerdekaan.
"Seperti halnya yang pernah saya sampaikan beberapa waktu lalu, dalam kongres kepala daerah sedunia bahwa Trenggalek tidak takut untuk bermimpi besar, para santri juga harus demikian," ujarnya.
Mantan pengurus NU di Jepang ini menegaskan, peran yang diambil para santri dan pimpinan agama dalam mengisi kemerdekaan sangat besar. Salah satunya adalah terciptanya kerukunan san ketentraman masyarakat.
Peringatan hari santri ini merupakan kali kedua, setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Kepres Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional
Tanggal 22 Oktober dipilih, karena pada tanggal tersebut, KH. Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa resolusi jihad, sesuai dengan hasil musyawarah ulama NU. Dalam resolusi itu semua umat muslim diperintahkan untuk berjuang melawan penjajah.
Sebagai puncak peringatan Hari Santri Nasional, digelar pawai ta'aruf yang diikuti ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Trenggalek. (bdh/bdh)
