"Tidak seluruh anggaran ditaruh di situ. Tapi secara bertahap dengan total Rp 200 Miliar lebih," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ruang kerjanya, Balai Kota Surabaya, Kamis (6/10/2016).
Ratusan miliar tersebut tidak hanya untuk pembelian pohon saja. Tapi juga digunakan untuk pembebasan lahan yang berjarak 100 meter dari garis luar TPA Benowo.
Menurut Risma, warga yang lahannya akan terkena Buffer Zone sudah setuju, namun belum bisa direalisasikan ganti rugi karena anggaran ditolak DPRD Surabaya. "Warga setuju, karena tanahnya naik," tutur Risma.
Jika anggaran disetujui, Risma mengungkapkan akan terlebih dulu menguruk tanah setinggi 1 meter yang diharapkan ketinggian pohon jika sudah besar mencapai 10 meter sehingga bau sampah tidak keluar dari Buffer zone.
"Konsepnya hutan tidak bisa taman. Cuma nanti, di bawah hutan itu untuk taman yang dilengkapi jalur sepeda sehingga tetap bisa dikunjungi," ungkap dia.
Ia mencontohkan pengelolaan sampah di Jerman yang menempatkan TPA di tengah hutan sehingga tidak menimbulkan bau. "Begitu juga di Jepang yang sampah organiknya kurang dari 50 persen," pungkas Risma. (ze/fat)