Bersih Desa di Bangkingan, Gunungan Hasil Bumi Jadi Rebutan

Bersih Desa di Bangkingan, Gunungan Hasil Bumi Jadi Rebutan

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Minggu, 25 Sep 2016 15:12 WIB
Bersih Desa di Bangkingan/Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Meski dikenal sebagai kota besar, namun Surabaya masih mempunyai tradisi untuk menghormati desa. Tradisi ini biasanya digelar di pinggiran Surabaya yang berbatasan dengan daerah lain.

Seperti yang dilakukan warga Kelurahan Bangkingan yang menggelar bersih desa atau ruwat desa. Acara tahunan ini digelar sebagai wujud syukur warga terhadap bumi (desa) yang ditempati.

"Setiap tahunnya kami rutin menggelar bersih desa atau ruwat desa. Kali ini RW I yang kebagian tempat," ujar Ketua RW I Kelurahan Bangkingan, Lakarsantri Mujiono kepada wartawan, Minggu (25/9/2016).

Bersih desa tersebut digelar di Punden EyangAjisaka atau makam sesepuhBangkingan yang terletak di JalanBangkingan Timur I. Dalam bersih desa itu warga membuat gunungan terdiri dari buah, sayuran, palawija, dan semua hasil bumi. Ada empat gunungan besar dan belasan gunungan kecil.
Bersih Desa di BangkinganBersih Desa di Bangkingan
"Buah dan sayuran ini adalah hasil panen warga sendiri," kata Mujiono.

Di Bangkingan, kata Mujiono, masih banyak warga yang mempunyai sawah dan ladang yang mereka garap sendiri. Buah dan sayuran itu juga berasal dari pekarangan rumah.

Sebelum sampai di punden, gunungan tersebut diarak dari asing-masing RT. Warga beramai-ramai mengarak gunungan menuju punden yang berjarak sekitar 500 meter-1 km.

Setelah melakukan doa bersama, gunungan pun diserbu ratusan warga. Warga berebutan mengambil buah dan sayur yang ada di gunungan. Pria wanita, tua muda, dewasa dan anak kecil menjulurkan tangannya berusaha mengambil apa yang bisa diambil. Sebagian bahkan ada yang naik gunungan dan dengan mudahnya mengambil apa yang ada di bagian atas.

"Saya senang dengan acara seperti ini. Warga yang lain pun juga turut senang karena banya yang datang. Seru," kata Sari, salah satu warga.

Sari mengatakan, tradisi seperti bersih desa ini mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya menghormati alam yang diwujudkan dalam gunungan yang berisi hasil bumi. Generasi sekarang yang jauh dari profesi petani banyak yang tidak tahu bahwa mereka sebenarnya hidup dan dibesarkan oleh alam.

"Jangan dilihat mistis atau sesuatu yang melenceng dari agama, tetapi lebih baik dilihat secara budaya saja," ujar Sari. (iwd/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.