Sebanyak 33 anak kurang mampu usia di bawah 11 tahun, peserta sunat massal yang digelar Polres Banyuwangi memperingat HUT ke-61 Polantas, Sabtu (24/9/2016).
Saat menunggu giliran disunat, banyak peserta "keder" dulu gara-gara sebagian besar menangis histeris. Namun tak semua peserta sunat massal mengalami ketegangan hingga histeris saat petugas medis dari RSNU Lestari Genteng menjalankan perannya.
Salah satunya Galang Permana (9). Siswa kelas 3 SD yang tinggal di Dusun Lalangan, Desa Rejosari, Kecamatan Glagah ini terlihat tegar dan tenang. Sambil menenteng bagian depan kain sarung warna hijau lumut yang dipakai, Galang terus melangkahkan kakinya sambil tersenyum simpul.
"Pas disuntik aja sakit. Habis itu gak sakit lagi," ujarnya kepada wartawan.
Sebetulnya bukan rasa sakit yang membuat tangis para peserta sunatan massal. Rasa tegang bercampur takutlah yang menyebabkan mereka berteriak dan menangis.
"Namanya juga anak-anak, wajarlah begitu. Kan dulu kita juga sama. Malah dulu lebih tegang pakai alat tradisional. Sekarang perkembangan medis kian maju. Habis disunat bisa langsung pakai celana, lalu jalan-jalan," ujar Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Samirin.
Tak hanya sunat massal gratis, kata Samirin, semua peserta mendapat bingkisan sarung, baju koko, kopiah, tas serta sejumlah uang. Para peserta diikuti anak-anak di seluruh Kabupaten Banyuwangi. Masing-masing polsek mengirimkan satu orang perwakilan peserta untuk disunat.
"Seluruh peserta hadir diantar orang tua dan anggota polisi. Rata-rata yang ikut kegiatan ini adalah anak-anak kurang mampu," papar Samirin.
Selain kegiatan sunat massal, rangkaian HUT ke 61 Polantas di Polres Banyuwangi juga diisi kegiatan sosial lainnya. Antara lain pemberian air bersih di wilayah Kecamatan Wongsorejo, pemilihan Duta Lalu Lintas dan Sosialisasi peraturan Lalu Lintas ke anak usia dini. (fat/fat)