Mahasiswa ini Temukan Bioinsektisida dari Jamur

Mahasiswa ini Temukan Bioinsektisida dari Jamur

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Selasa, 06 Sep 2016 14:38 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan bioinsektisida dari organisme entomopatogen yang salah satu organismenya adalah jamur. Insektisida ini bisa digunakan untuk menggantikan insektisida berbahan sintetik (kimia).

Adalah Derdy Janli yang berhasil menemukannya. Derdy adalah mahasiswa Ubaya jurusan teknobiologi. Pembuatan bioinsektisida ini berawal saat Derdy membaca literatur yang menyebutkan bahwa insektisida sintetik (kimia) mempunyai banyak dampak negatif. Diantaranya adalah merusak konservasi lingkungan dengan terbunuhnya organisme yang bukan sasaran.

Selain itu sifat insektisida sintetik adalah resistensi dan resurgensi yang membuat hama semakin kebal, berdampak pada kesehatan manusia, serta paparan residu baik pada manusia dan hasil panen. Berdasarkan hal inilah Derdy mencoba mencari alternatif insektisida tanaman yang aman untuk lingkungan dan residu pada manusia.

"Muncul keinginan untuk meneliti apakah ada alternatif untuk menanggulangi masalah serangga sebagai hama pertanian atau perkebunan selain menggunakan insektisida sintetik," ujar Derdy, Selasa (6/9/2016).

Derdy kemudian menemukan salah satu alternatif pengendalian hama insektisida sintetik dengan bioinsektisida dari jamur/fungi tipe entomopatogen. Jamur entomopatogen mampu menginfeksi serangga dengan cara masuk ke tubuh serangga melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Kemudian inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga akan berkembang sehingga menyerang seluruh jaringan tubuh sehingga menyebabkan serangga mati.

Putra pasangan Nanang Ramli dan Tan Hui Wien ini melakukan percobaan dengan mengambil sampel tanah yang ada di Kota Batu sebanyak 300-400 gram kemudian diletakkan 10 ulat hongkong. Tanah itu lalu dibiarkan selama 1-2 minggu.

Hasilnya, ulat mati dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang mengering, ada yang tubuhnya dipenuhi jamur berwarna putih. Jamur yang ada pada kulit ulat yang mati kemudian diambil dan ditanam pada media selama 4 hari. Hasilnya muncul jamur yang berwarna ungu dan putih.

"Jamur yang berwarna putih itulah yang disebut jamur entomopatogen," kata Derdy.

Jamur tersebut kemudian diambil racunnya dengan dilarutkan ke media cair dengan formulasi khusus sehingga didapat toksin yang berasal dari jamur entomopatogen. Cairan tersebut kemudian disemprotkan kembali kepada ulat hongkong dan hasilnya ulat tersebut mati.

"Toksin yang saya temukan ini merupakan senyawa racun yang digunakan jamur untuk membunuh serangga dalam proses menginfeksi serangga, sehingga menggunakan toksin dari jamur ini merupakan alternatif yang sangat potensial dalam membasmi serangga," ungkap mahasiswa kelahiran Januari 1994 ini.

Ida Bagus Made Artadana, S.Si MSc, selaku pembimbing mengungkapkan penelitian ini memiliki peluang untuk dijadikan produk missal. "Selain itu untuk pengembangan kedepan Derdy atau peneliti lanjutan perlu melakukan uji pada insekta yang spesifik lainnya," kata Ida Bagus.

(iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.