Januarti selama beberapa pekan terakhir ini mempresentasikan inovasinya di bidang industri sipil pada Japan Design and Invention Expo 2016 di Jepang. Berkat inovasinya itu, ia meraih penghargaan emas pada event yang diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) tersebut.
Januarti menampakkan kebanggaannya telah merebut emas pada eksibisi internasional tersebut. Ia berhasil mewakili ITS dan Indonesia dalam membuat inovasi di bidang industri sipil.
"Ini bukan sebuah kompetisi, tapi lebih tepatnya sebuah penghargaan dari inovasi yang kami usulkan," kata Januarti dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (5/9/2016).
Perempuan yang akrab disapa Yani ini memaparkan terobosan manfaat limbah batu bara yang ditelitinya. Dalam papernya, limbah batu bara tersebut dapat disulap menjadi salah satu bahan dalam membuat paving non-portland cement. Penelitian Geopav Non-Portland Paving
Block, yakni paving dari bahan limbah batu bara ini telah dipatenkan, dan patennya dipegang oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD.
Dalam kasus ini, Yani telah mengalahkan ratusan peserta lain dari berbagai negara di seluruh dunia yang telah diseleksi. Antara lain berasal dari Rumania, United Kingdom (UK), Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Korea, Polandia, Tiongkok dan masih banyak lagi.
"Mengadakan event di Tokyo itu mahal, jadi kami harus melewati seleksi administrasi terlebih dahulu," ujar perempuan kelahiran Papua, 12 Januari 1974 ini.
Hasilnya, Tiongkok menjadi negara yang memegang nilai tertinggi pada expo ini. Acara Japan Design and Invention Expo ini diikuti oleh pelajar tingkat SMP hingga umum dari seluruh dunia.
"Ini suatu kebanggaan tersendiri bisa mewakili Indonesia di ajang bergengsi ini, hingga meraih penghargaan emas," tutur perempuan berjilbab ini. (fat/iwd)