PN Banyuwangi Gelar Simulasi, Polisi Bentrok dengan Pendemo

PN Banyuwangi Gelar Simulasi, Polisi Bentrok dengan Pendemo

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 02 Sep 2016 13:11 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Suasana di Pengadilan Negeri Banyuwangi tiba-tiba menjadi tegang. Pasalnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan keluarga korban pembunuhan berubah jadi anarkis, Jumat (2/9/2016).

Pendemo saling dorong dengan Pasukan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Banyuwangi yang melakukan pengamanan di pintu gerbang. Keluarga korban pembunuhan menuntut majelis hakim memvonis terdakwa dengan hukuman mati.

Sambil membentangkan berbagai poster para pengunjuk rasa meminta Pasukan Dalmas memperbolehkan mereka masuk ke dalam gedung pengadilan. Permintaan itu sempat ditolak petugas untuk menghindari keributan di dalam ruang sidang.

Massa yang kesal terus mendorong pintu gerbang yang dibarikade aparat Dalmas. Adu kekuatan itu akhirnya berakhir setelah para pendemo berhasil membuka paksa pintu gerbang PN Banyuwangi.

Tak ingin kalah, Pasukan Dalmas akhirnya mengeluarkan jurus desak maju. Demonstran yang semula anarkis kembali terdorong keluar menuju pintu gerbang. Tak ingin aksi terus rusuh, aparat akhirnya menurunkan tim negosiator untuk berunding dengan perwakilan pendemo. Sempat terjadi perdebatan alot antara negosiator polisi dengan pengunjukrasa.

Begitu majelis hakim yang membacakan vonis 15 tahun penjara bagi pelaku pembunuhan tuntas, keluarga korban histeris dan menyerang terdakwa. Pasukan Dalmas yang sigap di ruang sidang langsung mengamankan terdakwa plus pimpinan sidang menuju tempat yang aman. Melihat itu keluarga korban terus mengejar dan merusak beberapa sarana milik pengadilan.

Kericuhan itupun berangsur mereda setelah Kasatsabhara Polres Banyuwangi AKP Basori Alwi meminta massa pendemo berkumpul di ruang tunggu pengadilan. Mantan Kasatpolair Polres Banyuwangi justru mengucapkan terima kasih kepada para pendemo yang bersikap anarkis. Jika tidak begitu latihan pengendalian massa kurang maksimal.

"Terima kasih kepada rekan-rekan pendemo yang melakukan latihan dengan semangat. Memang tadi ada anggota yang basah kuyup dan terjatuh saat diserang. Unjukrasa yang nyata bisa jauh lebih dari itu. Umpama ada reward maka koordiantor pendemo bisa diberi," pujinya disambut tawa.

Latihan Dalmas ini, tambah AKP Basori Alwi, berdasarkan permintaan PN Banyuwangi yang menghendaki simulasi pengamanan demo dan sidang. Tujuannya untuk melatih Dalmas Polres plus pegawai pengadilan agar sigap dalam menangani kerusahan maupun demonstrasi.

"Beberapa adegan pengamanan sudah kita lakukan. Termasuk pengamanan saat terjadi kericuhan sidang yang belakangan marak terjadi di beberapa daerah. Semua telah sesuai rencana," ungkapnya kepada para wartawan.

Pasca latihan, Kepala PN Banyuwangi Timoer Pradopo SH, meminta aparat kepolisian dibantu pegawai pengadilan agar rutin melakukan penyisiran ruangan. Penyisiran itu mesti dilakukan tiap pagi atau sebelum sidang dimulai. Permintaan ini berdasarkan pengalaman sejarah yang dia alami saat bertugas di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau.

"Pernah usai memimpin sidang putusan dilempar botol teh. Sasaran utamanya kala itu terdakwa. Berhubung pas dilempar terdakwa merunduk jadinya hampir mengenai kami para majelis," ungkap pejabat asal Purwoharjo.

Dia juga meminta agar keluarga korban tidak bersikap anarkis di pengadilan. Apabila hanya berteriak maka majelis hakim masih mentolelir. Tapi jika melakukan pengerusakan maupun penganiayaan bisa diproses hukum. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.