"Saya memang besar di Palembang. Tapi kakek saya lahir di Pasar Turi dan tinggal di Wonorejo (Surabaya)," kata Jenderal Polisi Tito Karnavian di sela acara Penandatanganan MoU Polri dengan PBNU dan Seminar Nasional 'Penanganan konflik sosial dan ujaran kebencian (hate speech)' di gedung Mahameru, Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Kamis (1/9/2016).
Dihadapan para kiai NU, Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Pangdam V Brawijaya dan pejabat Polri, Tito menceritakan, kakeknya juga pernah menimba ilmu di Ponpes Tebu Ireng, Jombang.
"Jadi asli NU dan saya tidak perlu membuat kartu anggota NU," ujarnya yang disambut geer undangan.
Kakak Tito memang asli Surabaya. Bahkan pada Desember tahun lalu, ayahnya Ahmad Saleh sempat berkunjung ke kampung Wonorejo, Tegalsari, Surabaya, untuk mencari silsilah keluarganya.
Kedatangan Saleh menemui kerabatnya di Surabaya, ingin menunjukkan kepada anak-anaknya agar tetap menjalin tali persaudaraan dengan keluarganya di Surabaya.
Ketika ditanya kapan akan melakukan pertemuan dengan keluarga kakeknya dari Surabaya, Tito hanya tersenyum dan berjanji akan menyiapkan waktu tersendiri untuk menyambung tali persudaraan.
"Kerabat saya di Surabaya banyak, nanti ada waktu tersendiri," tandas mantan Kapolda Metro Jaya ini. (roi/bdh)











































