Korban Penipuan CPNS Pemkot Surabaya Diminta Membayar Uang Rp 10-Rp 35 Juta

Korban Penipuan CPNS Pemkot Surabaya Diminta Membayar Uang Rp 10-Rp 35 Juta

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Rabu, 31 Agu 2016 18:03 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Sekitar 40 orang mengaku mendapat undangan untuk bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma akan memberikan SK PNS yang mereka idam-idamkan.

Rupanya, mereka menjadi korban penipuan. Dari Pemkot Surabaya, mereka bergerak menuju Polsek Genteng untuk melakukan pelaporan. Tetapi oleh pihak Polsek Genteng, mereka disarankan untuk melapor ke Polrestabes Surabaya karena kasusnya cukup besar. Mungkin ingin dikoordinasikan lebih lanjut, mereka menunda melakukan pelaporan ke polisi.

"Mereka kami jelaskan bahwa tidak ada rekrutmen CPNS. Kalaupun ada pasti sudah kami umumkan secara resmi," ujar Kepala BKD Surabaya, Mia Shanti saat dihubungi detikcom, Rabu (31/8/2016).

Mia mengatakan, dari perbincangan terhadap beberapa dari mereka diketahui jika mereka dijanjikan menjadi PNS setelah membayar sejumlah uang.

"Ada yang Rp 10 juta, Rp 35 juta," kataMia.
penipuan cpns


Dari informasi yang dihimpun, mereka yang diduga korban penipuan CPNS datang karena menerima surat dari AN yang menyebutkan bahwa Risma akan memberikan Surat Keputusan (SK) asli pengangkatan PNS di Balai Kota pada 31 Agustus 2016. Surat berkop Pemkot Surabaya itu mencatut nama Sekretaris Daerah Pemkot Surabaya Hendro Gunawan dan Risma. Namun pada nama mereka hanya ada stempel saja tanpa ada tanda tangan.

Sebelumnya, mereka menerima surat berkop burung Garuda yang menyatakan bahwa semua CPNS sisipan yang dibawa PDIP mulai masuk kerja pada 20 Agustus 2016. Dan SK masing-masing CPNS bisa dilihat di kantor dinas kota maupun dinas pemerintah Provinsi Jawa Timur tempat semua CPNS masuk kerja pada hari H yang telah ditentukan. Jika tidak masuk, maka CPNS dianggap gugur.

Surat tertanggal 5 Juli 2016 itu mencatut nama Ketua Fraksi PDIP DPRD Surabaya Armuji, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Staf Kementerian Dalam Negeri Sofyan Djalil. Kali ini ada tanda tangan dari mereka lengkap dengan stempel yang semuanya diduga palsu. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.