Mereka berasal dari Korea Selatan, Jepang, Norwegia, Australia, Timor Leste, Brunai Darussalam, Kamboja, Indonesia, Thailand, Belanda, Ingris, Swiss, Jerman, Myanmar.
"Kedatangan para delegasi negara-negara asing ini bisa melihat secara langsung hasil karya para narapidana di lapas Indonesia," kata Penasehat Menteri KemenkumHAM, Ian Siagian kepada wartawan di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Rabu (24/8/2016).
Mereka, jelas dia,sharing pengalaman-pengalaman terutama keadaan penjara kita yangfamily dannantinya akan diterapkan ke negaranya masing-masing. Apalagi, tambahIan, hasil karya warga binaanLapas Porong ini bisa diekspor ke Eropa.
![]() |
"Namun untuk kapasitas penghuni lapas tidak sebagai contoh. Mereka sangat puas bisa melihat secara langsung tentang pembinaan warga binaan dengan berbagai ketrampilan dan hasil karya yang sudah ada sekarang," tambahnya.
Sementara itu di tempat yang sama Kalapas Kelas I Surabaya di Porong Prasetyo menyatakan bahwa para narapidana atau warga binaan ini kerja sama dengan pihak ketiga. Yakni dengan PT Bahari Mitra Surya menciptakan meubelair dan kapal boat.
"Warga binaan ini sejumlah 300 lebih setiap harinya mereka dikaryakan untuk membuat meubel serta kapal boat yang bekerja sama dengan pihak ketiga yakni PT Bahari Mitra Surya," Kata Prasetyo Klapas Kelas I Surabaya di Porong.
"Mereka para warga binaan ini juga mendapatkan semacam imbalan setiap harinya sebesar Rp 13.500. Biasanya mereka ambil bonus tersebut setiap bulan kemudian mereka simpan untuk kebutuhan keluarganya," jelasnya.
Sedangkan salah satu warga binaan yang bekerja di meubel bernama Nurul (48) yang sedang menjalani pidana selama 12 tahun kasus perempuan mengaku menjalani kesibukan seperti ini sudah lama.
"Selain untuk menghibur diri juga untuk mencari pengalaman untuk masa depan setelah saya bebas dari lapas, tentang hasil dari kerja ini uangnya untuk keluarga pada saat istri saya besuk saya kasihkan," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini