Tercatat sebanyak 15 kelompok seni Jaranan yang ikut serta adu kebolehan dalam ajang perdana ini.
"Acara digelar 4 hari. Lokasi pertama di Desa Sumberagung dan lokasi kedua di Desa Pesanggaran," ujar Sudarmin Ketua panitia Festival Jaranan kepada detikcom, Sabtu (21/8/2016).
Menurutnya, acara yang digagas Komunitas seni Jaranan bersama PT Bumi Sukesindo (PT BSI) ini, sebagai wujud dari kemerdekaan dan pelestarian seni Jaranan di Banyuwangi. Dalam tiap gerak tari seni Jaranan mengandung filosofi tentang kehidupan.
"Kesenian jaranan itu sebagai lambang bahwa manusia dalam kehidupan harus bersemangat dan pantang menyerah seperti jaran (kuda)," ucap Sudarmin.
Dalam seni Jaranan ada tari Barongan, itu sebagai pitutur bahwa hasil kerja keras, yang utama untuk mencukupi kebutuhan hidup atau makan. Sedang tari Celengan yang selalu tampil dipuncak pagelaran, merupakan nasihat untuk berhemat.
"Celengan, jadi hasil kerja keras untuk makan, dan jika masih ada sisa, agar dicelengi (ditabung)," pungkas Ketua paguyuban Jaranan Sanggar Yakso, Desa Ringinmulyo, Kecamatan Pesanggaran ini.
Aksi para penari jaranan menjadi tontonan warga sekitar. Apalagi para penari jaranan menampilkan banyak atraksi, mulai makan beling, mengupas kelapa hingga kerasukan mengejar penonton. Tontonan ini menambah hiburan bagi masyarakat diakhir pekan ini.
"Seneng sekali. Jaranannya ndadi (kerasukan) kita tadi sempat dikejar untuk gak kena," ujar Puspita warga sekitar. (bdh/bdh)