"Meninggal pukul 15.45 WIB," ujar Kepala Bidang Pelayanan RSUD Ibnu Sina Maftuhan kepada detikcom, Jumat (19/8/2016).
Namun Maftuhan belum tahu pasti penyebab kematian bayi tersebut. Maftuhan hanya menyebut jika pernapasan bayi dengan kelainan Paparagus tersebut kurang baik sebelum meninggal.
"Pernapasannya kurang baik, semakin sesak," kata Maftuhan.
Dari informasi yang dihimpun, fungsi paru-paru pada bayi memang kurang mendukung karena satu organ paru-paru harus melayani dua pernapasan. Selain fungsi paru-paru yang kurang mendukung, penyebab lain dari meninggalnya bayi yang belum diberi nama itu adalah jantung yang bocor.
Ditemukan kebocoran pada jantung bayi selebar 8,6 milimeter. Adanya lubang itu menjadikan kinerja jantung semakin berat. Pagi hari tadi sempat dilakukan transfusi darah pada bayi terkait kinerja jantung dan paru-paru yang kurang maksimal.
Bayi berkepala dua yang lahir dengan berat 4.200 gram dan panjang 43 cm itu sudah dibawa pulang oleh keluarga. Bayi anak kedua pasutri Dianto dan Sri Wahyuni itu juga sudah dimakamkan.
Pemakaman dilakukan sekitar pukul 21.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum Indro yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah kos orang tuanya. (fat/iwd)











































