Lokasi mal yang akan diisi sentra kuliner khas Surabaya serta kerajinan UMKM ini, dibangun di halaman parkir Balai Pemuda.
"Jadi Balai Pemuda ini, ada basemest untuk parkir. Nah kemudian nanti bisa tembus, nanti ke perempatan, jalan itu nanti dua level," kata Risma kepada wartawan di Balai Pemuda, Jumat (19/8/2016).
Dua level itu, kata Risma yakni, level pertama untuk kerajinan Surabaya dan makanan Surabaya. Ada sentra PKL dan makanan khas Surabaya. "Level dua di bawah jalan, untuk parkir," ungkap dia.
Alasan pembangunan pusat kuliner, kerajinan dan parkir bawah tanah, menurut Risma, karena Surabaya saat ini merupakan salah satu kota internasional.
"Saya ngomong gitu, Surabaya sudah kota dunia sekarang, saya sudah berpikir begitu," imbuh Risma.
Ia juga berharap Balai Pemuda menjadi salah satu tempat bagi warga Surabaya untuk berkreasi, mulai pertunjukan menari dan melakukan aktivitas seni lainnya.
"Jadi saya berharap, Balai Pemuda jadi ajang tempat orang berkreasi. Mereka bisa nari di luar, kayak di luar negeri, mereka bisa melukis. Dan saya pengen, ruang di center kota bisa dimanfaatkan maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harap Risma.
Ia mengaku selama ini kesulitan menggabungkan antara seni, kreativitas warga dengan masalah perkotaan yakni kemacetan yang disebabkan dengan minimnya lokasi parkir.
"Sekarang dikerjakan, Insya Allah tahun depan bisa sampai Yos Sudarso. Tapi kan juga di depan, tapi bertahap supaya tidak macet," pungkas dia.
Pembangunan mal bawah tanah dimulai dibangun di halaman Balai Pemuda yang kemudian akan tembus di lahan kosong Jalan Yos Sudarso. Nantinya, di bawah Jalan Yos Sudarso akan terdapat dua lantai yakni untuk parkir dan pusat kerajinan dan pusat kuliner yang ada di satu lantai. (ze/fat)











































