Bedah Kampung di 7 Kelurahan Kumuh Kota Mojokerto Berdayakan Pengangguran

Bedah Kampung di 7 Kelurahan Kumuh Kota Mojokerto Berdayakan Pengangguran

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 08 Agu 2016 10:30 WIB
Bedah Kampung di Kota Mojokerto/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Tujuh kelurahan yang tergolong kumuh di Kota Mojokerto tahun ini akan dibenahi. Selain untuk mempercantik kampung, program bedah kampung padat karya itu mengurangi pengangguran.

Kabag Humas Pemkot Mojokerto Heryana Dodik Murtono mengatakan, untuk bedah kampung tahun ini, pihaknya mengalokasikan Rp 5,645 miliar. Dana dari APBD TA 2016 yang dikelola Dinas Tenaga Kerja setempat itu, untuk pengadaan material bangunan di 7 kelurahan Rp 3,645 dan honor tenaga kerja sekitar Rp 2 miliar.

Menurut dia, besaran anggaran untuk pengadaan bahan bangunan di tiap kelurahan bervariasi, tergantung proyek fisik yang akan dikerjakan. Kelurahan Balongsari dianggarkan Rp 379,4 juta, Sentanan Rp 556 juta, Prajurit Kulon Rp 555 juta, Kranggan Rp 528 juta, Blooto Rp 579,98 juta, Pulorejo Rp 573,5 juta, dan Kelurahan Mentikan Rp 473,6 juta.

"Pekerjaannya beda-beda sesuai usulan masyarakat. Ada pembangunan gapura, saluran air, paving, membedah rumah, pagar, taman. Semuanya bentuknya fisik," kata Dodik, Senin (8/8/2016).

Tak sekedar mengubah perkampungan kumuh menjadi cantik, lanjut Dodik, program bedah kampung ini juga bernafaskan padat karya. Artinya, pembangunan fisik di 7 kelurahan tidak diserahkan ke kontraktor. Namun, Disnakertrans Kota Mojokerto sebagai pengguna anggaran, memperkerjakan warga setempat sebagai tukang bangunan, kuli bangunan, dan mandor.

"Yang bekerja harus warga kelurahan masing-masing. Tukang digaji Rp 85 ribu, kuli bangunan digaji Rp 65 ribu, koordinator Rp 100 ribu per hari. Jadi, program ini sekaligus mengurangi pengangguran," terangnya.

Dodik menambahkan, saat ini lelang pengadaan material bangunan di 7 kelurahan telah rampung. Material bangunan dikirim langsung oleh pihak rekanan ke setiap titik pembangunan.

"Yang sudah mulai pengerjaan di Kelurahan Pulorejo dan Blooto, kelurahan lainnya mulai minggu depan," ujarnya.

Sebagai wilayah administrasi perkotaan, 18 kelurahan di Kota Mojokerto tak mendapatkan bantuan dana swakelola dari pemda maupun pemerintah pusat. Lain halnya dengan desa di wilayah pemerintahan kabupaten yang tiap tahun mendapatkan kucuran bantuan keuangan (BK) desa, alokasi dana desa (ADD), dan dana desa (DD). Sehingga pembangunan fasilitas umum di wilayah kelurahan mengandalkan bantuan dari Pemkot Mojokerto.

Kendati begitu, program bedah kampung di Kota Onde-onde ini sejatinya telah berjalan sejak tahun lalu. Terbatasnya anggaran membuat proyek ini harus dikerjakan secara bertahap. Tahun lalu, tujuh kelurahan paling kumuh rampung dipercantik dengan berbagai fasilitas umum dan taman. Meliputi Kelurahan Gunung Gedangan, Miji, Kedundung, Meri, Kauman, Jagalan, dan Magersari.

Pembangunan itu menghabiskan anggaran dari APBD TA 2015 senilai Rp 1,92 miliar untuk pengadaan material bangunan serta Rp 1,178 miliar untuk pengadaan material khusus, elektrikal, dan tanaman hias. Dana itu belum termasuk untuk honor pekerja.

"Kelurahan yang menjadi sasaran memang rawan kemiskinan dan kondisinya kumuh. Tahun depan giliran Kelurahan Wates, Purwotengah, Gedongan, dan Surodinawan," pungkasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.