Semangat Ketang Memotivasi Orang untuk Bekerja Keras dan Pantang Menyerah

Semangat Ketang Memotivasi Orang untuk Bekerja Keras dan Pantang Menyerah

Enggran Eko Budianto - detikNews
Minggu, 07 Agu 2016 17:41 WIB
Ketang melayani pembeli (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto - Semangat kerja keras Ketang yang seakan tak pernah lelah menjual mainan anak di tengah keterbatasan fisik, ternyata menjadi motivasi bagi setiap orang yang melihatnya. Bagaimana tidak, meski kedua kakinya lumpuh, bapak dua anak ini enggan mengemis untuk mengharapkan belas kasihan orang.

Keberadaan Ketang bukan hal baru bagi para pedagang di depan Pasar Tanjung Anyar, Jalan Residen Pamudji, Kota Mojokerto. Setiap pedagang mengenal sosok pria bertubuh gemuk yang biasa menjual balon dan gelembung air sabun itu.

Sejak empat tahun lalu, anak ke tiga dari lima bersaudara pasangan almarhum Lahuri dan Khofifah ini, menetap di Kota Mojokerto untuk mencari nafkah. Sejak istrinya meninggal dunia sekitar dua tahun lalu, Ketang tak mempunyai tempat tinggal. Dia memilih tidur di emperan salah satu toko di depan Pasar Tanjung Anyar.

"Orangnya baik, semangat kerja sangat tinggi. Dia tak pernah meminta-minta, tapi kalau ada yang memberi karena kasihan, ya dia terima," kata Muhammad Toha Saputra (38), salah seorang pedagang di Jalan Residen Pamudji, Sabtu (6/8/2016).

Toha mengaku sejak lama mengenal Ketang. Tiap hari, bapak dua anak itu selalu mangkal di depan sekolah TK tepat di samping toko miliknya. Jika sepi pembeli, Ketang bahkan rela keliling Kota Mojokerto untuk menjajakan dagangannya. Hanya sepeda roda tiga yang dimodifikasi, setia menemani Ketang berjualan.

"Kerja keras dia seharusnya menjadi contoh bagi kita semua. Saya juga meniru semangat beliau. Kalau dia bisa, saya yang diberi fisik sempurna harus lebih bisa," ujarnya.

Selain pekerja keras, pria 46 tahun itu juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Seperti yang dikatakan Kasianik (44), pedagang lontong kikil di Jalan Residen Pamudji. Dia mengaku akrab dengan Ketang lantaran setiap hari bertemu. Di sebelah warung miliknya, pria difabel itu biasa beristirahat saat siang dan malam hari.

"Kalau dapat makanan atau buah-buahan dari pemberian orang, selalu dibagi-bagi dengan saya dan teman pedagang lainnya. Orangnya kerja keras, tak mau minta-minta," tuturnya.

Kasianik berharap, Pemkot Mojokerto terketuk hatinya untuk memberi bantuan kepada Ketang. "Harusnya pemerintah memberi pelatihan keterampilan dan modal usaha untuknya. Karena kepada siapa lagi dia harus mencari perhatian selain ke pemerintah," tandasnya.

Ketang sendiri mengaku sudah terbiasa hidup mandiri tanpa sepeser pun bantuan dari pemerintah. Padahal, bapak dua anak ini tercatat sebagai warga Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

"Belum pernah saya mendapat bantuan pemerintah. Saya hanya ingin diberi sehat selalu sehingga bisa mencukupi kebutuhan anak saya. Saya ingin anak saya menjadi orang yang mengerti," cetusnya. (iwd/iwd)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.