Warga Bratang RT 5 RW 8 sudah siap dengan kunjungan tersebut. Warga menyambut tamunya dengan memakai pakaian sampah daur ulang. Hasil daur ulang itulah yang ingin diperlihatkan kepada para delegasi peserta PrepCom.
Sambil ditemani jajanan pasar dan minuman tradisional, para delegasi mendengarkan paparan Ketua RW 8 Tugimin mengenai Kampung Bratang menggunakan mahasiswa Univesitas Airlangga (Unair) sebagai penerjemah.
"Untuk pembenahan kampung ini, kami melakukannya secara mandiri. Biaya berasal dari swadaya masyarakat. Biaya kami gunakan untuk pembenahan jalan, pengolahan limbah, dan menghijaukan kampung," ujar Tugimin, Senin (25/7/2016).
Usaha warga, kata Tugimin, diganjar Pemkot Surabaya dengan menjadi pemenang green n clean sebanyak tiga kali. Karena begitu asrinya, Kampung Bratang akrab disebut Flora Park. Tugimin juga menjelaskan tentang proses pengolahan limbah cair, sampah basah, dan kering. Warga juga memamerkan hasil daur ulangnya.
Warga juga telah menyiapkan kain putih yang delegasi peserta bisa membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan itu akan menjadi kenang-kenangan bahwa Kampung Bratang pernah mendapat kunjungan tamu asing peserta PrepCom 3 for Habitat.
Selain menuliskan nama dan tanda tangannya, para delegasi peserta menyempatkan diri beselfie dengan warga. Menggunakan tongsis, mereka bernarsis ria di depan kamera ponsel.
Delegasi PrepCom asal Teheran, Iran, Amir, senang dan terkesan melihat Kampung Bratang. Amir mengapresiasi usaha warga demi lingkungan yang lebih baik. Secara umum Amir sendiri suka dengan Kota Surabaya meski baru tinggal dua hari.
"Lokasi ini seharusnya lebih dipromosikan lagi, bisa dijual kepada wisatawan. Saya yakin ini akan bisa terkenal karena belum banyak yang tahu," ujar Amir.
Amir berencana akan kembali lagi ke Kampung Bratang dan kampung-kampung lainnya di Surabaya. Amir ingin meneliti khususnya usaha warga untuk memajukan kampungnya. "Saya akan kembali lagi ke sini suatu saat nanti," tandas Amir. (iwd/fat)