Pria yang berasal dari Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, mengaku sudah 3 tahun menekuni bisnis musiman ini. Meskipun lebaran kurang satu hari, ia masih gigih 'berdagang' di depan Taman Bungkul.
Hendra memang sehari-seharinya sekarang menetap di Kabupaten Bojonegoro yang jaraknya 110 Km dari Surabaya. Di Bumi Angling Darmo ini, ia membantu berjualan di warung kopi.
Namun karena penghasilannya tidak mencukupi untuk menghadapi lebaran bersama keluarga, ia pun menerjuni bisnis 'dagang' uang yang setiap jelang lebaran pasti diburu warga.
Tradisi membagi uang baru selama ini memang masih bertahan. Uang baru ini dibagikan kepada anak-anak saat silahturami di saat hari yang fitri. Tak ayal, tradisi itu ditangkap oleh 'pedagang' uang. Hampir semua sudut ditemui 'pebisnis' musiman itu, termasuk di depan Taman Bungkul.
"Setiap jelang lebaran saya harus kembali ke Surabaya, ya bekerja seperti ini. Jaga di warkop tak cukup, di sanakan pedesaan, beda kalau di kota," ungkap Hendra dengan tersenyum, Selasa (5/7/2016).
Bapak anak satu ini mengaku sudah memulai 'berdagang' uang sejak awal Bulan Ramadan. Ia menyediakan uang kertas pecahan Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000 dan Rp 20.000.
![]() |
"Sehari kadang tidak ada sama sekali (pembeli) ,"ungkapnya.
Bisnis 'dagang' uang ini memang tergolong cukup menggiurkan. Komisi yang dibandrol, setiap Rp 100 ribunya, Hendra bisa mendapatkan Rp 10.000. Namun, itu pun harus dibagi kepada pengepul (pemodal) yang nilainya sebesar Rp 7500.
"Ya harus dibagi, karena saya harus setor. Saya hanya mendapatkan 25 persenya saja," katanya.
Setiap harinya hendra yang dibantu pamannya, membawa uang pecahan sebanyak Rp 15 juta. Ia dalam satu minggu terakhir bisa meraup penghasilan Rp 500 ribu.
Sekali lagi tidak mudah juga usaha yang dilakukan Hendra. Karena ia harus bersaing dengan puluhan pekerja jasa 'dagang' uang yang lainnya.
Selain harus bersaing, ia harus bersabar menghadapi pertanyaan calon pembeli yang menyangsikan keaslian uangnya.
"Pertanyaan soal uang asli, saya selalu membalas dengan senyum, uang asli dari bank kok, kalau pun ada yang nyolot, saya jawab balik, jangan - jangan uang Anda yang palsu pak," katanya dengan tertawa.
(ugik/ugik)












































