Meski kondisi kapal terlihat cukup minim dan beratapkan terpal, KM Prima Nusantara yang merupakan sarana angkutan itu diubah fungsinya sebagai kapal penumpang dan mampu menampung sekitar 200 orang.
Selain menyediakan kapal mudik gratis, pihak KSOP menegaskan selama bulan ramadan dua kapal perintis yaitu KM Sabuk Nusantara (Sanus) 27 dan KM Sanus 56 tetap beroperasi. Sehingga bila peminat mudik gratis membludak, pemudik masih tetap bisa mudik ke Pulau Sapeken.
"KM Prima Nusantara ini kapal kargo yang di modifikasi jadi penumpang dan beroperasi di angleb mudik gratis Tanjungwangi-Sapeken. Semua kapal perintis juga telah di cek dan memenuhi keselamatan kapal dan keselamatan berlayar," ungkap Kepala KSOP Ugan Sugiana, sesaat sebelum memberangkatkan kapal mudik gratis di Pelabuhan Tanjung Wangi, Rabu (29/6/2016).
Detikcom mencoba untuk masuk ke dek KM Prima Nusantara. Dek kapal beralas kayu itu terlihat disulap menjadi tempat duduk lesehan bagi penumpang. Penumpang yang ikut mudik gratis harus mau berbagi sekat untuk tempat istirahat selama perjalanan 14 jam. Terpal yang menutupi atap dek kapal membuat suasana terasa cukup pengap dan panas. Cuaca hujan yang terkadang menerpa cukup ekstrim dan ombak yang terasa cukup keras membuat kapal berayun cukup kencang.
Menurut salah satu pemudik, Khoirul Kirom, ini merupakan kali pertama pengalamannya ikut mudik gratis kapal perintis dari Tanjungwangi, Banyuwangi. Mahasiswa Bogor asal Pulau Sapeken ini awalnya tak menyangka kapal perintis yang dipilihnya jadi sarana mudik ke kampung halaman ini tak berbayar alias gratis.
Menurutnya, angkutan lebaran kapal gratis ini dinilai efisien dan membantu transportasi para pemudik yang harus pulang kampung ke wilayah kepulauan.
"Baru pertama kali ikut kapal gratis dari Banyuwangi, biasanya naik dari Madura. Saya pikir ini bayar ternyata gratis. Perjalanan panjang untuk pulang kampung, dari Bogor ke Jakarta lalu ke Bali lanjut ke Banyuwangi dan masih harus jalur laut 14 jam. Dan ini membantu sekali bagi orang-orang untuk mudik," jelasnya.
![]() |
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang ikut melepas ratusan penumpang di Pelabuhan Tanjungwangi menambahkan, perjalanan panjang 14 jam menuju Sapeken itu diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai ladang amal bagi para penumpang. Semisal dengan memperbanyak ibadah.
"Perjalanan 14 jam itu kalau dipakai khataman Alquran bisa dapat 15 jus, tapi kalau dipakai ngobrol jadi panjang. Semoga perjalanan panjang bisa menjadi ladang amal ya bapak ibu semua," pesan Anas sambil tersenyum. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini