Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Hartanto mengatakan, La Nina membuat tinggi gelombang air laut hingga mencapai 3 meter. Hal ini sangat membahayakan bagi nelayan yang nekat melaut.
"La Nina akan membuat tinggi gelombang di laut selatan mencapai 2,5 hingga 3 meter," ujarnya kepada wartawan di kantornya, Rabu (15/6/2016).
Dia menyebutkan, kondisi laut selatan akan tetap bergelombang tinggi hingga La Nina selesai akhir tahun ini. Sehingga diprediksi nelayan akan kesulitan mencari ikan, hingga menyebabkan pasokan ikan terlambat.
Tapi di sisi lain, lanjut dia, ada dampak positif terjadinya badai La Nina dengan melimpahnya ikan tuna yang terkenal dengan kelezatan daging dan proteinnya. Ikan tuna akan berkerumun di peraiaran selatan selama badai terjadi.
"Tetapi banyaknya ikan tuna ini dibarengi kondisi lautan yang ekstrem," sebut dia.
Dikatakan, ada beberapa penjelasan ilmiah terkait kondisi laut selatan yang disebabkan La Nina. Terpenting adalah terus meningkatkan kewaspadaan. "Meskipun La Nina tahun ini cenderung kita perlu ditakuti. Tingginya gelombang juga perlu diwaspadai pada titik-titik penyeberangan.
Namun di wilayah Jawa, hanya pelabuhan Ketapang-Gilimanuk saja yang terimbas kondisi La Nina," bebernya.
Hartanto juga menjelaskan, potensi angin kencang ini diprediksi mencapai kecepatan antara 30 hingga 40 kilometer per jam. Jika musim sudah stabil, biasanya kecepatan angin antara 10 hingga 20 kilometer per jam.
"Diperkirakan sampai dua minggu ke depan. Maka dari itu masyarakat utamanya pengendara motor agar lebih berhati-hati. Memang anginnya belum sampai taraf merusak, namun bisa membuat pengendara oleng," tegas dia.
Sementara dampak gelombang air laut di wilayah pesisir Pantai Malang Selatan beberapa hari terakhir menyebabkan nelayan di pantai Malang Selatan berhenti melaut, sehingga pasokan ikan laut di wilayah Malang Raya tersendat.
Seperti sejumlah nelayan di sekitar Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang kini tidak berani melaut akibat air pasang beberapa hari terakhir.
"Nelayan tidak berani melaut karena tinggi gelombang laut di pesisir Pantai Malang Selatan mencapai 3-4 meter. Sehingga mayoritas nelayan Pantai Sendangbiru memutuskan untuk tidak melaut sementara, hingga gelombang laut normal kembali," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid terpisah.
Nasri mengungkapkan, minimnya stok ikan otomatis mendongkrak harga di pasaran. Dia mencontohkan, harga ikan tuna di sejumlah pasar di wilayah Kabupaten Malang naik menjadi Rp 20.000-23.000 per kilogram, yang sebelumnya harga ikan tuna hanya Rp 12.000 per kilogram. Bahkan kenaikan harga ikan tuna ini bisa naik dua kali lipat, jika gelombang laut tetap tinggi.
Disinggung soal kerusakan fasilitas nelayan akibat air pasang beberapa hari lalu? Nasri mengaku, kini pihaknya melakukan pendataan terkait kerusakan fasilitas yang rusak akibat banjir rob tersebut.
"Dari pendataan itu, ada 5 perahu nelayan yang mengalami kerusakan dengan kategori berat, dan 15 perahu mengalami rusak ringan," ungkapnya.
Bagi perahu milik nelayan yang mengalami kerusakan cukup parah, DKP akan mengupayakan untuk membantu memperbaiki.
Nasri menambahkan, selama terjadi gelombang laut tinggi di wilayah Pantai Malang Selatan, pihaknya telah memberikan bantuan berupa pelatihan budidaya ikan dan udang lobster. "Itu kami lakukan agar para nelayan tetap memiliki penghasilan, meski mereka berhenti melaut akibat gelombang laut air laut tinggi," tambah Nasri. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini