"Jadilah prajurit yang profesional saat mengikuti Latma Rimpac karena yang dibawa adalah nama bangsa dan negara," ujar Panglima Armatim Laksamana Muda TNI Darwanto dalam sambutannya sebelum memberangkatkan KRI Diponegoro di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung, Jumat (3/6/2016).
Darwanto meminta agar seluruh pihak mendukung misi ini, termasuk keluarga. Darwanto juga meminta agar seluruh pihak berdoa akan keselamatan para personel yang diberangkatkan karena masa tugas yang diemban berlangsung cukup lama.
"Para prajurit akan mengikuti Latma Rimpac hingga tiga bulan ke depan bersama 27 negara di dunia. Berdoalah karena ini adalah tugas negara," lanjut Darwanto.
Selain dilepas Panglima Armatim, upacara keberangkatan juga dilepas oleh para istri dan anak prajurit yang bertugas. Rasa sedih dan haru terpancar pada wajah orang-orang terdekat tersebut. Tetapi mimik muka tegar juga mengiringinya.
"Yang pasti tak bisa berlebaran bareng. Tapi kami bangga dengan suami kami yang bertugas membawa nama bangsa dan negara. Kami hanya bisa berdoa agar suami kembali pulang dengan selamat," ujar Ari Anjeni, istri dari Sertu Agus Suwondo.
Rimpac sendiri dilaksanakan dua tahun sekali (bianually) Pelaksanaannya berawal dari tahun 1971 yang saat itu melibatkan tiga negara yakni Australia, Kanada, dan Amerika. Indonesia sendiri ikut Rimpac sejak tahun 2008 sebagai observer.
Pada tahun 2010, Indonesia mengirim pasukan marinirnya. Pada 2014, barulah Indonesia mengirim kapalnya yakni satu LPD KRI Banda Aceh yang mengangkut 200 pasukan Marinir dan Ranpur LVT 7. Pada 2016 ini, Indonesia mengirim KRI Diponegoro (DPN)-365 dengan dan 1 SST Marinir sebanyak 45 orang. Total jumlah seluruh personil TNI Angkatan Laut yakni berjumlah 145 orang. (fat/iwd)