Berebut Tumpeng Gerebek Pancasila Dipercaya Membawa Berkah

Berebut Tumpeng Gerebek Pancasila Dipercaya Membawa Berkah

Erliana Riady - detikNews
Rabu, 01 Jun 2016 12:51 WIB
Ritual Gerebek Pancasila/Foto: Erliana Riady
Blitar - Ratusan warga berebut tumpeng ritual gerebek Pancasila, berupa hasil bumi. Ritual ini diawali dengan upacara di Alun-Alun Kota Blitar, yang diwajibkan memakai baju adat Jawa. Peserta juga mendengarkan saat Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar membacakan Teks Pancasila.

Selanjutnya, Teks Pancasila, replika Burung Garuda serta foto Bung Karno dikirab dari alun-alun menuju Makam Bung Karno, di Kelurahan Bndogerit Kota Blitar. Di belakangnya, pasukan pembawa tumpeng terbuat dari palawija yang berjumlah lima buah, berjalan. Lima buah tumpeng tersebut, menggambarkan sila-sila yang ada pada Pancasila.

"Ritual gerebek Pancasila ini bertujuan untuk mengingat hari lahirnya Pancasila. Meski daerah lain belum berani menyatakan 1 Juni lahirnya Pancasila, namun Kota Blitar sudah menyatakannya. Pihaknya dan seluruh warga Kota blitar patut berbangga, karena Presiden Jokowi, akhirnya menetapkan setiap tanggal 1 Juni sebagai Hari Nasional yang dimulai tahun depan," kata Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar membacakan Teks Pancasila, Rabu (1/6/2016).

Sementara berdasarkan kepercayaan masyarakat Kota Blitar, tumpeng-tumpeng tersebut membawa berkah bagi warga yang mendapatkannya. Karena tiba di lokasi Makam Bung Karno, warga langsung menyerbu tumpeng. Ratusan warga berdesak-desakan demi mendapatkan aneka buah-buahan serta hasil bumi lainnya.

"Kita berebut tumpeng ini karena percaya membawa berkah, seperti banyak rezeki, selalu sehat dan laris dalam berjualan," jelas Wiwit, seorang pedagang buah warga Lodoyo Kab Blitar.

Wiwit mengaku setiap tahun selalu menyempatkan diri ikut berebut tumpeng gerebek Pancasila. Dan membawa sisa makanan untuk diselipkan di antara dagangannya sampai kondisinya mengering.

Selain dipercaya membawa berkah, sebagai tradisi masyarakat, kirab tumpeng gerebek Pancasila ini memiliki daya tarik dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya. Tradisi budaya ini, berpotensi menarik wisatawan karena kekhasannya yang tidak dimiliki daerah lain.

Sementara Nur Hidayat (43), seorang penikmat seni dari Surabaya mengaku setiap bulan Juni selalu datang ke Blitar, mengikuti rangkaian acara peringatan Lahirnya Pancasila itu di Kota Patria ini.

"Juni itu identik dengan perayaan di Blitar. Sebab, dari awal bulan sampai akhir ada banyak peringatan terkait Pancasila dan Bung Karno. Banyak kegiatan budaya yang menambah wawasan kebangsaan dan nasionalisme berbalut karya seni," pungkasnya. (fat/fat)
Berita Terkait