Ke 17 kota/kabupaten itu yakni, Kota Medan, Kota Pekanbaru, Kota Solok, Kota Bengkulu, Kabupaten Bogor, Kabupaten Rembang, Kota Mojokerto, Kota Banjarmasin, Kota Samarinda, Kota Singkawang, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Ngada, Kabupaten Pulau Morotai, Kota Tual dan Kota Jayapura.
Mereka melakukan penandatangan kerjasama jaringan Lintas Perkotaan dengan Pemkot Surabaya di Balai Kota Surabaya, Selasa (31/5/2016).
Dalam sambutannya Risma membeberkan keberhasilan Kota Surabaya yang mempunyai angaran terbatas untuk membangun infrastruktur. Dengan menerapkan e-budgeting yang dibuat sendiri, berhasil melakukan penghematan hingga ratusan juta.
"Kita tidak pernah punya uang, dari e-budgeting kita save Rp 300 juta untuk kertas," ungkapnya didepan 17 kepala daerah kabupaten/kota.
Ia mencontohkan proyek Frontage Road sisi timur dan barat Ahmad Yani yang awalnya tidak mempunyai uang untuk melakukan pengerjaan hingga depan RSI Joyoboyo.
"Seperti FR tidak bisa kita kerjakan sampai RSI karena uang kita cukup depan Polda, karena ada penghematan itu kami bisa bangun kurang lebih 500 meter," ungkap Risma.
Mantan Kepala Bappeko dan Kepala DKP Kota Surabaya ini juga siap memberikan 'les privat' kepada para kepala daerah yang hadir untuk melakukan managemen anggaran. " Bapak disini bisa mimpi seperti saya. Tapi kita bisa gunakan dengan politik anggaran dan akan saya kasih tahu caranya," tegas dia.
Di akhir sambutannya, Risma persilahkan ke 17 kepala daerah untuk sebanyak-banyaknya mengambil ilmu dari dirinya, gratis tanpa ada pungutan biaya apapun. "Semua ilmu yang saya sampaikan tadi boleh sampean ambil, silahkan," pungkas Risma. (ze/fat)











































