Selain dimeriahkan penari cilik dan ribuan penyanyi dari para siswa SMK, puncak HJKS diawali dengan upacara yang dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini.
Menariknya, peserta upacara dari mulai dari lurah hingga jajaran kepala dinas ini menggunakan pakaian khas ala Cak dan Ning Suroboyo-an. Tak terkecuali Risma yang memakai kebaya putih dibalut kerudung putih dengan bawahan merah muda.
Keunikan lain dari upacara ini yakni iringan musik gamelan tiap kali aba-aba dari pemimpin upacara Wali Kota Risma. Seperti paskibra hendak mengibarkan bendera Merah Putih maupun tiap kali ada pergantian aba-aba.
Bahkan, ada pula paduan suara dari pelajar Surabaya yang juga diikuti musik khas Surabaya, dari 1.200 siswa yang mengiringi 723 tarian remo. Tak lama kemudian, tumpeng raksasa yang tingginya 2,73 meter itu dibawa ke tengah lapangan dengan didorong personel Satpol PP dan Linmas, yang diikuti musik gamelan.
Usai potong tumpeng, sebagai tanda berakhirnya upacara, gunungan itu menjadi rebutan undangan dan warga yang sudah bersiap di pinggir arena upacara berlangsung.
Setelah itu, Risma bersama para pejabat Pemkot Surabaya melayani warga Surabaya di salah satu makan gratis yang menyediakan berbagai menu makanan. Seperti soto, gule, tahu campur, kare ayam dan menu lainnya. Sebelum melayani warga, Risma bersama undangan dan warga menikmati tarian remo yang diperagakan 723 siswa SD yang memadati halaman Balai Kota.
(ze/fat)











































