Salah satu yang paling menonjol adalah bunyi musik gamelan dan kendang ala ludruk Suroboyo-an. Ya, di setiap pergantian bagian sesi acara upacara, terdengar lebih akrab di telinga dengan alunan musik khas Suroboyo yang dimainkan siswa-siswi SMK Negeri 12 Surabaya.
"Misalnya ketika sesi Wali Kota Surabaya selaku inspektur upacara (Irup) memasuki lokasi upacara, ketika penghormatan kepada Irup upacara, atau ketika sesi lambang Surabaya masuk ke lapangan upacara, akan ditandai dengan alunan musik para siswa-siwi," kata Kabag umas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser kepada wartawan, Senin (30/5/2016).
Kegiatan yang berbeda lainnya saat upacara besok para siswa-siswi SD hingga SMA ini menyanyikan lagu-lagu seperti Semanggi Suroboyo dan Jembatan Merah, dengan iringan orkestra. Suara gitar atau saxophone dan piano yang dimainkan siswa-siswi Surabaya, akan bersahut-sahutan.
Dan, satu lagi yang baru adalah adanya sesi potong tumpeng. Nantinya, di bagian akhir upacara, tumpeng setinggi 2,73 meter akan dibawa ke tengah lokasi upacara, lalu dipotong oleh Wali Kota Risma didampingi Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana. Saat tumpeng dibawa masuk akan diringi oleh musik karawitan plus vokal dari siswa-siswi SMK 12.
"Pokok 'e upacara HJKS kali ini nuansa nya Jawa Timuran, Suroboyo-an," imbuh Fikser.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kota Surabaya, Eddy Christijanto menyebut upacara akan semarak dengan alunan musik khas Suroboyo. Karenanya, upacara kali ini tidak ubahnya seperti sebuah resepsi. Meski begitu, Eddy menyebut suasana upacara HJKS ke-723 ini akan tetap berlangsung formal karena tetap ada penghormatan bendera merah putih.
"Ini permintaan Bu Wali langsung. Intinya kami ingin memunculkan suasana Surabaya tempo dulu melalui seni dan musik tradisional," ungkap Eddy.
Selain alunan musik, para peserta upacara juga akan mengenakan pakaian khas Surabaya. Dan setelah selesai upacara, juga akan ada pesta rakyat untuk warga Surabaya. "Nantinya Pesta Rakyat akan menyajikan kuliner-kuliner khas Suroboyo. Pokoknya semua khas Suroboyo," ujarnya.
Untuk lantunan musik ludruk khas Suroboyo, akan dimainkan oleh siswa-siswi SMK 12. Ada 30 anak yang terlibat. Sebanyak 25 anak memainkan alat musik seperti gamelan, gong, kendang, dan rebana (terbangan). Lalu, lima anak sebagai vokalisnya. Mereka tidak memainkan sembarang bunyi-bunyian. Tetapi, beberapa komposisi gending yang dicomot dari ludruk Suroboyo.
"Beberapa gending-gending yang kami ambil untuk komposisi memang mengambil dari ludruk. Ada jula juli, alap-alapan, krucilan brajakan. Itu jula-juli yang kenceng. Ada juga cokronegoro. Dan untuk alat musiknya, kami membawa gamelan larasendro lengkap plus rebana alat musiknya," pungkas Eddy. (ze/fat)