.webp)
Di sungai di perkampungan itu, warga mengadakan berbagai perlombaan seperti lomba perahu dayung, lomba menangkap bebek hingga lomba memasang lampu lampion di sepanjang sungai Kalidami.
"Salah satu tujuan MojoFest ini diantaranya mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan di sungai dan memelihara sungai tetap bersih" kata Ketua Panitia MojoFest 2016 Aminulloh di sela-sela acara di sungai Kalidami, Minggu (29/5/2016).
Ia menerangkan, kegiatan MojoFest adalah yang kedua kalinya, dan dipusatkan di sungai Kalidami.
Untuk perlombaan perahu dayung, diikuti 24 peserta dari rukun tetangga (RT) se Kelurahan Mojo. Perahu dayung itu cukup unik, karena perahunya bukan dari perahu karet. Semua perahu yang dibuat perlombaan berbeda denga perahu pada umumnya.
Perahu di MojoFest ini bentuknya kotak dan setiap peserta 3 orang. Ada perahu karet yang diatas sungai Kalidami, tapi itu perahu bantuan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya yang digunakan pantia sebagai pengawas perlombaan.
Keseruan mewarnai perlombaan di sungai Kalidami. Para peserta terlihat bersemangat, apalagi disaksikan pendukungnya dari warganya di masing-masing RT.
"Untuk lomba perahu dayung ini juara pertama mendapatkan Rp 750 ribu. Sementara ini kita memberikan hadiah Rp 750 ribu, karena dana ini murni dari swadaya masyarakat," tuturnya.
Hadiah untuk lomba menangkap bebek juga sama. Juara pertama mendapatkan Rp 750 ribu. Berbeda dengan juara lomba hias lampu lampion sebesar Rp 2 juta. "Hadiah untuk juara hias lampu lampion, karena peserta membutuhkan biaya lebih untuk kreatifitasnya," tandasnya.
Sementara itu, Dinda (17) salah satu peserta lomba perahu dayung mengaku cukup senang dengan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya ke 723.
"Rasanya seneng sekali ikut andil di perlombaan perahu dayung dan nggak canggung sama peserta dari laki-laki. Mudah-mudahan tiap tahun perlombaan semacam ini setiap tahunnya," jelasnya. (roi/bdh)
