Seorang Dokter Hewan Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil

Seorang Dokter Hewan Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 24 Mei 2016 09:15 WIB
Seorang Dokter Hewan Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil
Dokter hewan meninggal di dalam mobil/Foto: Erliana Riady
Blitar - Seorang dokter hewan, Tri Budi Susilo (34) warga Desa Ngadiluwih Kab Kediri, ditemukan meninggal di dalam mobilnya tepat di pinggir Jalan Raya Desa Rejowinangun Kec Kademangan Kab Blitar.

Tri ditemukan sudah meninggal dalam mobil Daihatsu Xenia bernopol B 1960 BFI, Senin (23/5/2016) sekitar pukul 23.00 wib. Korban yang diketahui sebagai marketing obat-obatan hewan di PT Mensana Kota Blitar ini ditemukan keluarganya, setelah istri mengaku tidak bisa menghubungi nomor ponselnya sejak pagi.

"Dia pamit berangkat kerja ke Blitar jam 8 pagi, tapi saya telepon sejak jam 9 pagi berulang kali sampai menjelang malam kok tidak diangkat," kata Jayatri (34), istri korban yang juga berprofesi sebagai dokter gigi.

Jayatri berusaha menelepon rekan kerja suami untuk menanyakan keberadaan suaminya. Namun rekan kerja korban juga tidak ada yang mengetahui.
Akhirnya, istri korban melacak posisi HP melalui GPS dan terdeteksi berada di wilayah Desa Rejowinangun, Kec Kademangan Kab Blitar.

Jayatri bersama saudaranya bergegas menuju lokasi dan menemukan mobil suaminya berhenti di bahu jalan menghadap ke timur. Kondisi mesin dan ac mobil saat itu mati.

Ibnu Sudibyo (54), paman korban langsung membuka pintu yang tidak terkunci dan menemukan korban bersandar di jok dalam keadaan sudah meninggal dunia. Merekapun melaporkan kejadian ini ke Polsek Lodoyo Barat. Polisi yang melakukan olah TKP tidak menemukan kejanggalan kematian korban.

"Dari pemeriksaan dan identifikasi, kami tidak menemukan kekerasan dari orang lain dan hal lain yang mencurigakan," jelas Kapolres Blitar, AKBP Slamet Waloya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (24/5/2016).

Dugaan korban meninggal karena sakit diperkuat laporan keluarga yang menyatakan korban baru saja menjalani perawatan intensif mulai 12-19 Mei lalu. Selain itu, korban juga pernah mengalami kejadian serupa di daerah Ngunut, Tulungagung, namun tertolong. Ini berdasarkan surat keterangan dokter Puskesmas Banjarejo Tulungagung, yang merawatnya.

"Atas permintaan keluarga dan membuat surat pernyataan, maka korban tidak dilakukan Otopsi dan dibawa keluarganya untuk dimakamkan," pungkas Slamet Waloya. (fat/fat)
Berita Terkait