Sejak 10 tahun lalu, nenek Kalimah hanya bisa terbaring lemah di kursi yang terbuat dari bambu, sekaligus menjadi tempat tidurnya sehari-hari. Suami dan anaknya sudah meninggal dunia. Ironisnya, nenek yang hidup sebatang kara ini tidak tercover jaminan kesehatan dari pemerintah setempat.
Sehari-harinya, nenek Kalimah tinggal di ruangan berukuran 2X4 meter. Ruangan yang pengap itu pun bukan miliknya sendiri, melainkan kebaikan tetangganya yang iba melihat kondisi nenek Kalimah.
"Ya makan, minum dan kebutuhan sehari-hari dari pemberian tetangga dan warga sekitar lingkungan yang kasihan terhadap nenek Kalimah," kata Erna, tetangga nenek Kalimah kepada detikcom, Senin (23/5/2016).
Kondisi mata nenek Kalimah sudah membengkak hingga sebesar bola tenis, membusuk sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap. Tak ada pengobatan yang dilakukan nenek ini. Hanya sesekali diberi obat anti nyeri saat merasakan sakit.
Pemerintah desa setempat sudah sering mendaftarkan nenek Kalimah untuk diikutkan Jaminan Kesehatan dari Pemerintah Pusat maupun daerah. "Sudah setiap tahun mengajukan Mbah Kalimah menjadi peserta BPJS PBI, hasilnya Mbah Kalimah hingga saat ini juga tidak lolos verifikasi dan tidak tercantum," jelas Nur Hadi, salah satu perangkat Desa bagian Kesra.
Nur Hadi berharap Nenek Kalimah segera mendapat bantuan dari pihak yang berwenang. Terutama pemerintah Kabupaten Kediri yang hingga kini belum memberikan perhatian.
"Saya pengen mas disembuhkan dan diobati. Sakit mas, tapi gimana, kondisinya seperti ini," jelas Nenek Kalimah. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini