Koordinator Pusat Informasi Kebudayaan Lamongan (Pikulan), Supriyo mengatakan, batu berenskripsi tersebut ditemukan di salah satu kawasan di Brondong.
Priyo enggan membeberkan lokasi penemuan karena takut akan dimanfaatkan oleh orang-orang untuk kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi. Batu bertulis tersebut, menurut Priyo, ditemukan berserakan di sebuah makam bersama dengan batu-batu lainnya.
"Di tempat ini juga ada batu berenskripsi dari masa penjajahan Belanda dan batu-batu kuno lainnya," kata Supriyo kepada wartawan, Senin (16/5/2016).
Priyo mengaku batu berenskripsi tersebut berukuran sekitar 20cm x 30cm dengan tinggi 60 cm. Dia belum bisa memastikan apa isi prasasti yang tertulis di batu tersebut. Pasalnya dirinya belum bisa memastikan huruf apakah yang terpahat di batu itu. "Apakah itu tulisan huruf jawa kuno, jawa kini atau huruf lainnya kita belum tahu pasti," tuturnya.
Selain batu prasasti tersebut, Priyo juga menyebut di lokasi yang sama juga ditemukan batu-batu kuno yang kemungkinan besar adalah bekas struktur bangunan tua. Selain itu, ditemukan juga batu berenskripsi yang kemungkinan dari masa penjajahan. Bahkan, tandas Priyo, mereka juga menemukan beberapa batu prasasti lain yang tulisannya sebagian sudah tidak bisa terbaca.
"Batu-batu kuno ini kami temukan di pemakaman bersama dengan makam kuno dan sejumlah makam baru," ungkapnya.
Dia menuturkan temuan ini belum dilaporkan ke pemerintah daerah ataupun pihak-pihak terkait. Pasalnya, sejumlah temuan mereka selama ini tidak pernah mendapat tindak lanjut sama sekali. Priyo menyesalkan rendahnya kepedulian pihak-pihak terkait mengenai hal ini.
"Jangankan melakukan pencatatan untuk temuan ini, mendatangi lokasi temuan saja pemerintah daerah tidak pernah kok," tukasnya.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini