Anak Jerapah Afrika ini lahir setelah berada dalam kandungan induk betina yang bernama Sandra selama kurang lebih 15 bulan, berkat perkawinan dengan jantan bernama William.
Dokter hewan Maharani Zoo dan Goa, Lely Purnamasari kepada wartawan mengaku kelahiran Jerapah Afrika diberi nama Wella ini patut untuk disyukuri. "Namanya gabungan antara induknya," kata Lely, Kamis (5/5/2016).
Lely mengaku, saat lahir bayi Jerapah Afrika ini mempunyai bobot 65 kg dengan tinggi 2 meter. Bayi Jerapah ini bisa berdiri sendiri satu jam paska kelahiran dan kondisinya sekarang sehat. Selain itu, pertumbuhannya pun bertambah, yaitu 2 cm tiap harinya. Setelah lahir, kata Lely, bayi Jerapah Afrika ini ditempatkan di area yang sama dengan induknya.
"Kita tidak ada kandang untuk memisahkan jantan betina dan anaknya. Kalau mau nyusu ini sering ganggu tapi untungnya induknya care," ungkap Lely.
Ia menjelaskan, Wella merupakan bayi Jerapah Afrika kedua yang lahir sejak kehadiran Sandra dan William 5 tahun lalu. Sebelum Wella lahir, betina Jerapah Afrika, Sandra sudah pernah melahirkan anak pertama.
Ini merupakan anakan yang kedua, jadi induknya lebih tahu. Menurut Lely, mengawinkan jerapah bisa dikatakan cukup sulit. Namun, kesuksesan Jerapah Afrika lahir di Lamongan merupakan prestasi luar biasa.
"Perkembangannya sulit di Indonesia. Di KBS belum bisa sampai breeding, di Malang sempat breeding tapi waktu proses kelahirannya induk sama anaknya meninggal. Ini sudah menunjukkan birahi lagi," akunya.
Saat ini Jerapah Afrika dengan nama giraffa camelopardalis berstatus terancam punah dan masuk daftar merah Organisasi Konservasi Dunia (IUCN). "Kalau di dunia berapa jumlahnya kurang tahu," pungkas Lely.
(fat/fat)