Dari pengamatan detikcom, Kamis (5/5/2016), ada dua orang dari BPCB Trowulan yang masuk dan melakukan obeservasi. Mereka bergerak dan berpindah dari satu sudut ke sudut lain di reruntuhan bangunan. Terkadang mereka berhenti, berjongkok dan melakukan pengamatan.
Mereka juga mengambil, memegang batu, batu bata, dan kayu yang telah berserakan. Semua itu mereka tulis ke dalam buku catatan yang mereka bawa. Sekitar satu jam mereka melakukan obsrvasi.
Sayangnya usai melakukan observasi, mereka enggan memberi komentar. Mereka langsung menuju mobil yang telah menunggunya. Salah satu pegawai BPCB Trowulan hanya berkomentar agar meminta konfirmasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DIsbudpar) Surabaya saja yang telah menugasi mereka.
"Langsung ke Dinas Pariwisata (SUrabaya) saja ya," ujar petugas itu sambil terburu masuk mobil.
Namun Kabid Kebudayaan Disbudpar Surabaya Maulisa Nusiara juga diam tak memberi komentar. Perempuan yang akrab disapa Icha itu juga masuk mobil berbarengan dengan dua petugas dari BPCB Trowulan.
Rumah radio Bung Tomo sebelum dihancurkan (Foto: Imam Wahyudiyanta) |
Prasasti berlempeng emas yang tertempel di tembok rumah radio Bung Tomo (Foto: Imam Wahyudiyanta) |












































Rumah radio Bung Tomo sebelum dihancurkan (Foto: Imam Wahyudiyanta)
Prasasti berlempeng emas yang tertempel di tembok rumah radio Bung Tomo (Foto: Imam Wahyudiyanta)