Pasalnya, jutaan ubur-ubur ini membawa berkah bagi nelayan di Desa Banjar Sari. Jika sebelumnya hanya mencari kepiting dan ikan, kini beralih menangkapi ubur-ubur, untuk dijual ke pengepul di desanya.
Hewan lunak tak bertulang terkesan menakutkan dan berbahaya ini di tangan H.Mustofa (50) warga Desa Tongas wetan, Kecamatan Tongas, diolah dan dikeringkan untuk diekspor keluar negeri. Seperti ke China, Tiongkok dan Jepang.
Menurutnya, saat musim ubur-ubur tahun ini, membawa berkah dan menguntungkan. Pasalnya, stok semakin banyak pengiriman daging ubur-ubur siap ekspor.
"Ubur-ubur kita ambil dari nelayan. Kita beli dan diolah dan dikeringkan dan kita ekspor keluar negeri dengan harga Rp 30- Rp 40 ribu, khasiat dari ubur-ubur ini dipercaya menambah vitalitas," jelas H.Mustofa, Senin (2/5/2016).
Di negara tersebut, ubur-ubur yang sudah diolah bisa dijadikan bahan campuran makanan seperti pizza, toping dan mie kuwah, tak hanya lezat, ubur-ubur juga bermanfaat untuk menambah vitalitas pria.
Sejak sebulan terakhir ini, biota laut yang dikenal dengan bahasa latin 'aurelia aurita' berinvasi dan memadati pelabuhan sepanjang perairan pantura, untuk mencari suhu air laut hangat dan mencari makanan jenis plakton.
Hanya saja, kata Mustofa, mengaku kekurangan modal dan campur tangan pemerintah setempat dan memberikan pelatihan ke nelayan dan pangsa pasar.
(fat/fat)