Wali Kota Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan dirinya ingin setiap kampung yang ada di Surabaya bisa mengikuti lomba kampung pendidikan.
"Perubahan kearah yang lebih baik itu yang penting," kata Risma dalam sambutannya di Gedung Pemkot Surabaya Graha Sawunggaling, Senin (2/5/2016).
Risma berharap kampung yang mengikuti lomba tidak berharap terlalu tinggi. "Hasil akhirnya menang atau tidak bukan menjadi tujuan utama yang terpenting perubahan yang lebih baik," harap Risma.
Salah satu pemenang kategori kampung belajar tahun 2015, RW 8 Babat Jerawat yang diwakili oleh Bagus Andrianto menjelaskan pengelolaan manajemen kampung tapi tidak boleh kampungan.
"Kampung kami memiliki program jam pendidikan, setiap anak wajib belajar pada pukul 19.30 WIB," jelasnya.
Anak-anak diwajibkan belajar, jika ada anak yang bermain maka langsung disuruh pulang dan belajar. Meski awalnya berat namun kini anak-anak sudah bisa memetik hasilnya, banyak anak-anak yang diterima di SMP dan SMA Negeri.
"Selain itu anak-anak yang memiliki bakat kami arahkan, skill olahraga dan bakat kesenian, kami masukkan ke club-club juga jargon kami bebas narkoba dan judi," tandasnya.
Hal senada diungkapkan pemenang kampung aman, RW 11 Kertajaya yang diwakili Budiarto. Dia menerangkan kekuatan kampungnya dalam menciptakan kampung aman dengan melakukan pemasangan CCTV sebanyak 16 buah yang dipasangkan dengan android untuk memantau rumah warga masing-masing.
"Pojok-pojok kampung juga ada CCTV dan dipasangkan dengan speaker jika ada kejadian bisa langsung cepat tertangani," ujarnya.
Meski memenangkan kategori kampung aman, kampung RW 11 Kertajaya juga tetap memperhatikan pendidikan dengan cara mendirikan Taman Bakti Bacaan Masyarakat yang terdapat fasilitas seperti balai dengan koleksi buku yang lumayan banyak.
"Selain itu juga ada tempat pojok cerita bagi anak-anak yang ingin mendengarkan dongeng," pungkas dia.
(ze/fat)











































