Dua Kelas Ambruk, Puluhan Murid SDN Kalen Belajar di Musala

Dua Kelas Ambruk, Puluhan Murid SDN Kalen Belajar di Musala

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 02 Mei 2016 10:55 WIB
Dua Kelas Ambruk, Puluhan Murid SDN Kalen Belajar di Musala
Foto: Yakub Mulyono
Mojokerto - Atap dua ruang kelas di SDN Kalen, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto ambrol. Kegiatan belajar-mengajar 42 murid kelas II yang biasa menempati ruangan terpaksa direlokasi ke perpustakaan dan musala sekolah. Para murid harus belajar dengan berdesakan di ruangan yang sempit.

Kedua ruang kelas yang terletak di ujung barat SDN Kalen itu biasa ditempati murid kelas IIA dan IIB. Nampak dari luar, teras kelas IIA berlubang 2x2 meter lantaran plafonnya ambruk. Sementara plafon teras kelas IIB terlihat nyaris ambruk.

Kondisi serupa terlihat di dalam kedua ruang kelas tersebut. Plafon tempat belajar para murid itu ambrol di beberapa titik. Kotoran bekas plafon yang runtuh terlihat berserakan di lantai. Sementara di luar ruangan, dipasang pagar dari kayu seadanya untuk menutup kedua ruang kelas ini agar tak didekati murid.

"Kedua ruang kelas ini rusak sejak pertengahan 2015 lalu saat masuk ke semester dua. Sampai hari ini belum ada perbaikan," kata Saiful Sahroni, salah seorang guru SDN Kalen kepada wartawan, Senin (2/5/2016).

Saiful menjelaskan, sejak plafon ruangan kelas ambrol, kegiatan belajar-mengajar 42 murid kelas IIA dan IIB pun dipindahkan. Untuk sementara, para murid harus belajar di perpustakaan dan musala sekolah.

Pasalnya, pihak sekolah khawatir jika dipaksakan menempati ruang kelas tersebut, akan membahayakan para murid. Terlebih lagi saat hujan turun. Kondisi kerangka atap yang rapuh setiap saat bisa ambruk.

"Kerangka atapnya sudah rapuh karena ini bangunan lama, sudah termakan usia. Anak-anak juga takut menempati ruangan ini," ujarnya.

Kendati direlokasi ke ruangan yang relatif aman, para murid merasa tak nyaman dalam belajar. Bagaimana tidak, di ruang perpustakaan sekolah berukuran 5x5 meter itu, murid kelas IIB harus berbagi tempat dengan rak-rak buku.

Sama halnya dengan murid kelas IIA yang harus menempati bekas musala berukuran 7x4,5 meter. Padahal, dengan jumlah murid 21 orang, ukuran ruang kelas yang ideal adalah 7x8 meter.

"Di sini kurang nyaman karena ruangan sempit, ada banyak rak buku. Inginnya kembali ke ruang kelas yang lama. Semoga segera diperbaiki," ungkap Muhammad Taufiq Hidayat (8), salah seorang murid kelas IIB.

Akibat ditempati kegiatan belajar-mengajar, fungsi perpustakaan sekolah kurang maksimal. Selain itu, kegiatan keagamaan 290 murid SDN Kalen juga terganggu. Untuk melaksanakan salat, mereka harus berjalan sekitar 500 meter ke musala kampung.

Sementara Kepala Sekolah SDN Kalen Sukiyan menuturkan, rusaknya ruang kelas IIA dan IIB karena faktor umur. Kedua gedung itu dibangun tahun 1985 silam. Selama puluhan tahun, plafon dan kerangka atap kedua ruang kelas tak pernah mendapatkan anggaran perbaikan.

"Terakhir kali diperbaiki tahun 2012, itu pun hanya tambal sulam genteng yang rusak. Jadi kerangka atap dan plafon belum pernah diperbaiki," jelasnya.

Awal 2016, Sukiyan mengaku sudah melaporkan rusaknya dua ruang kelas itu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Pihaknya berharap tahun ini perbaikan segera direalisasikan.

"Sinyal dari kepala dinas tahun ini akan diperbaiki. Realisasinya kapan yang belum jelas. Kami berharap segera diperbaiki supaya anak-anak tak terganggu," pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Yoko Priyono menuturkan, perbaikan kedua kelas tersebut akan dikerjakan tahun ini. Perbaikan juga akan menyentuh 69 SD lainnya yang kondisinya serupa.

"Tahun ini akan kami perbaiki. Saat ini proses pembentukan panitia pembangunan di tiap sekolah," tegasnya. (fat/fat)
Berita Terkait