Mereka bertugas selama sebulan mulai dari 1 sampai 31 Mei 2016, dengan menyasar seluruh perusahaan besar, menengah, kecil maupun UMKM yang tersebar di seluruh 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur.
"Semua usaha akan kita data, baik (pengusaha) yang sudah besar, menengah, kecil maupun UMKM. Sekecil apapun usahanya termasuk penjual pisang goreng tetap kita data," kata Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono kepada wartawan usai Apel persiapan sensu ekonomi di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (28/4/2016).
Teguh mengatakan, pedagang kecil pun juga akan disensus ekonomi. Katanya, dalam bahasa statistik, usaha adalah setiap kegiatan yang berpotensi untung dan rugi.
Petugas yang mendata akan memberikan 22 pertanyaan dasar diantaranya, nama, alamat, status badan usaha, jumlah tenaga kerja hingga input maupun output-nya.
Data yang diperoleh petugas di lapangan akan diolah di BPS tingkat kabupaten/kota, kemudian diteruskan ke tingkat Provinsi dan diserahkan ke tingkat nasional.
"Semua akan kita data. Dan bagi perusahaan besar atau yang kantor pusatnya di luar daerah atau di Jakarta, kami akan memberikan waktu. Mereka kan biasanya belum berani memberikan data sebelum mendapatkan izin dari kantor pusatnya," terangnya.
Tujuan dari sensus ekonomi ini diantaranya, membantu pemerintah untuk merumuskan peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
"Tentu bagi pemerintah, data ini sangat berguna supaya usaha ini terus berkembang," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, pemerintah sangat berkepentingan dengan data sensus dari BPS. Katanya, pemutakhiran data ini sangat penting untuk menjadi bagian dari pengambilan keputusan.
"Saya berharap kepada seluruhnya untuk mendukung program ini, dengan memberikan data yang jujur, akurat, apa adanya, sehingga dapat diketahui pekerja formal maupun informal," tandasnya. (roi/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini