Pihak keluarga mengaku tak mendapatkan kabar apapun dari Suryati (43), warga asal Dusun Mandigu, Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo sejak Agustus 2015 silam. Suryati merupakan TKW yang bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Qatar.
"Kami menerima surat pemberitahuan dari keluarga pada Senin (25/4) sore kemarin. Surat pemberitahuan ini kami teruskan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan BNP2TKI," kata Kasi Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Jember, Sugeng Heri Mulyono, Selasa (26/4/2016).
Menurut Sugeng, Suryati sudah bekerja selama enam tahun terhitung sejak 2010 silam. Setiap dua tahun, masa kontrak kerja Suryati habis. Sehingga TKW ini bisa memutuskan untuk memperpanjang kontrak atau pulang ke Tanah Air.
"Kondisi (putus komunikasi) ini sudah pernah terjadi di Jember. Pada tahun 2014 lalu kejadian serupa terjadi pada TKW asal Kecamatan Semboro yang bekerja di Malaysia. Selama lima bulan putus komunikasi, keluarga melapor dan akhirnya dua bulan berikutnya masalah terselesaikan dan TKW bisa dipulangkan," ungkapnya.
Sugeng menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat atas kasus ini. Pasalnya, ada banyak kemungkinan yang dialami oleh TKW, mulai dari kehabisan dana, lari dari majikan hingga menjadi korban kriminalitas. Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan dan menargetkan waktu terselesaikannya kasus ini.
"Kalau kasus di (Kecamatan) Semboro, TKW bisa dipulangkan selama dua bulan pasca pelaporan. Kami juga akan melakukan penelusuran untuk saudara Suryati ini. Tetapi kami masih belum bisa pastikan apakah waktu penyelesaiannya sama, karena yang bersangkutan bekerja di Qatar," paparnya.
Sementara secara terpisah, salah seorang kerabat Suryati, Sutrisno mengatakan, Suryati berangkat kembali ke Qatar pawal tahun 2014 lalu.
"Dia diberangkatkan melalui agen PJTKI Mustafa Almehdar yang berkantor pusat di kawasan Jakarta. Selama setahun bekerja, kami masih dapat berkomunikasi. Bahkan Suryati juga secara rutin mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya," ujar Sutrisno.
Namun setelah Agustus, pihak keluarga tak mendapatkan informasi lagi atas kondisi Suryati. Bahkan, lanjut Sutrisno, suaminya jatuh sakit dan meninggal dunia karena serangan jantung akibat tak kunjung mendapat kepastiaan keberadaan istrinya.
"Kami sekeluarga berharap pemerintah melalui dinas terkait dapat membantu melacak keberadaan Suryati. Jika ditemukan, kami meminta agar bisa segera dipulangkan ke kampung halaman," pungkasnya. (fat/fat)