Hasilnya, pantai di sekitar pelabuhan dipenuhi ubur-ubur, tepatnya setiap pagi hingga sore hari. Ubur-ubur ini sedikit banyak mengganggu nelayan dan pemancing saat mencari ikan.
Pasalnya, ikan takut akan menjauhi ubur-ubur. Bahkan ubur-ubur juga menganggu aktivitas arus kapal muatan dan nelayan tradisional warga pesisir Mayangan. Akibat, banyaknya ubur-ubur di pintu masuk pelabuhan.
Ubur-ubur yang ada di pantai ini, muncul dengan berbagai warna. Diantaranya warna putih, biru dan bintik-bintik kecoklatan. Yang paling mendominasi warna putih.
Menurut Herman, salah satu pemancing, serangan hewan laut tak bertulang belakang ini sudah terjadi sejak 7 hari belakangan, dan sangat mengganggu pemancing.
"Dalam satu minggu ini ubur-ubur penuhi pantai. Tidak mengganggu, namun ubur-ubur ini berbahaya jika menyentuh kulit dan bisa terjadi alergi," kata Herman.
Meski tidak berbahaya, namun kulit lendir ubur-ubur, jika mengenai kulit akan menimbulkan alergi dan demam dan imbauan agar tidak berenang di sekitar kerumunan kawanan ubur–ubur. Diperkirakan fenomena tahunan ini akan terus berlanjut saat akan memasuki musim kemarau nanti, atau sebulan kedepan.
(fat/fat)