"Saat itu ibunya meninggal. Sedangkan Panji sempat koma 5 hari dan kakinya mulai lutut ke bawah sudah mati rasa dan akhirnya cacat dalam kecelakaan itu," kata sepupu Panji, Sulastri Marina Ambarwati kepada detikcom di rumah Panji selama ini tinggal, Jl Gunung Anyar Lor I, Rabu (13/4/2016).
Panji bahkan menjalani sekitar 5 kali operasi. "Operasi paru paru bocor akibat kecelakaan serta pengangkatan saraf di lutut kanannya," imbuh Ambar.
Rupanya, nasib malang kembali menimpa Panji saat berumur 4 tahun. Sang ayah meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor. "Saat itu, Panji dirawat ibu saya (kakak perempuan dari ayah Panji). Intinya sejak kecil Panji sudah yatim piatu dan cacat. Kasihan pokoknya," ungkap Ambar.
Akibat kondisi perekonomian budhe (kakak perempuan dari ayah Panji) yang hanya berprofesi sebagai penjahit rumahan, membuat luka di kaki panji tidak terlalu terurus.
"Lutut ke bawah kaki kanan Panji kan sudah mati rasa. Akibat kecelakaan itu jalannya sudah tidak normal. Kalau jalan kaki kanannya diseret sehingga menimbulkan luka dan bengkak di punggung kaki hingga betis," ungkap Ambar.
Bahkan, karena kondisi kecacatan itu, cara jalan Panji menyeret dan menimbulkan luka serta bengkak. Jari kelingking Panji pun harus diamputasi.
Melihat kondisi ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memerintahkan Dinas Kesehatan menjemput Panji dan merawat hingga sembuh di RSU Dr Soewandhi. (ze/fat)