.webp)
Bukti forensik belum didapatkan karena saat kasusnya terungkap, jenazah pria 44 tahun itu keburu dimakamkan. Jenazah Karyanti dimakamkan di TPU Keputih, Sukolilo.
"Pembongkaran dilakukan pada jenazah korban yang sudah dimakamkan 18 hari," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kepada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Pembongkaran kuburan, kata Takdir, dilakukan sudah atas persetujuan keluarga korban. Tim identifikasi dan dokkes serta forensik sudah siap di lokasi. Outopsi langsung dilakukan sesaat setelah jenazah dikeluarkan.
Proses pembongkaran serta outopsi memakan waktu sekitar dua jam. Setelah proses outopsi dilakukan, jenazah kembali dimakamkan lagi. Sebelum dimakamkan lagi, pihak keluarga diperkenankan untuk melihat jenazah dan mendoakan.
"Dokter forensik nanti akan memberikan surat penyebab kematian. Surat itulah yang nanti akan digunakan sebagai salah satu alat bukti di pengadilan," lanjut perwira lulusan akpol 1998 ini.
Heru, salah satu keluarga korban mengatakan bahwa pihak keluarga meminta agar tersangka yakni Achmad Saifudin dihukum setimpal sesuai perbuatannya. Heru menambahkan bahwa pihak keluarga juga tidak memaafkan perbuatan Saifudin.
"Keluarga ingin agar pelaku bisa dihukum seumur hidup atau seberat-beratnya," ujar Heru.
Karyanto pada 21 Maret 2016 lalu dibunuh oleh Saifudin. Karyanto ditusuk dua kali pada pinggangnya sehingga terjatuh dan tewas saat mengendarai motor. Awalnya kejadian ini dianggap sebagai kecelakaan. Tetapi polisi yang mengetahui adanya kejanggalan akhirnya bisa menemukan jika Karyanto tewas karena dibunuh. (fat/iwd)
