Pos pantau ini dibangun oleh Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi untuk menunjang keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Pos ini sebagai pusat penyelamatan pengunjung pantai atau life guard.
Dengan pos pantau ini, para life guard bisa memberikan sosialisasi, memantau dan beraksi dengan cepat kepada pengunjung pantai jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan laut.
"Kita bangun ini sebagai sinergitas kita dengan wisata di Pulau Merah. Kawasan ini sangat rawan laka laut. Setahun, bisa 300 kejadian," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan di pantai Pulau Merah, Rabu (6/4/2016).
Kawasan Pantai Pulau Merah, kata Danlanal Wahyu, memiliki arus yang sangat deras. Selain laka laut kata dia, pesisir yang bersinggungan dengan Samudera India juga jalur tsunami.
"Ini juga pos penanganan pertama jika ada kecelakaan laut," jelasnya.
Sayangnya, kata Danlanal pos ini belum dilengkapi peralatan memadai untuk penyelamatan kecelakaan laut. Seperti papan evakuasi korban kecelakaan laut dan skoci.
"Kita sudah pernah ajukan ke Pemkab hingga investor tambang emas, tapi belum ada realisasi," keluh Danlanal.
Selain Pulau Merah, pesisir yang menjadi atensi pengamanan adalah pantai Boom, di timur kota Banyuwangi. Pesisir ini kata dia justru sangat berbahaya. Sebab, kondisinya curam, namun selalu ramai digunakan mandi pengunjung. Sehingga, membutuhkan pengawasan keamanan pantai.
Di pesisir wisata yang dianggap rawan, pihaknya setiap hari menempatkan satu personel TNI AL untuk mendampingi para life guard.
Sementara koordinator life guard Pulau Merah, Suyitno tak menampik jika pihaknya memiliki minim sarana penyelamatan, mulai tabung oksigen, papan penyelamatan, perahu karet hingga ambulans. Dengan minimnya sarana ini, pihaknya kerap terlambat membawa korban kecelakaan laut ke RS.
"Di pesisir ini setiap tahun selalu ada kecelakaan laut, bahkan setahun bisa 8 orang tewas," jelasnya. (fat/fat)











































