"Sebetulnya bukan pasar induk, hanya kemudian dimanfaatkan beberapa orang untuk itu (pasar induk)," kata Risma kepada detikcom, Rabu (6/4/2016).
Menurut Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Kota Surabaya, Pasar Keputran harus tetap ada karena sesuai dengan teori tata kota.
"Pasar lingkungan harus tetap di situ. Ada teorinya, penduduk sekian harus ada pasar dan sekolah," ungkap Risma.
Namun Risma menegaskan Pasar Keputran harus tetap dilakukan penataan. Ia juga berjanji akan melakukan pendataan terhadap pengungsi Sampit yang selama ini menempati lantai dua.
"Akan kita data dan kita pilah, karena sudah bercampur dengan warga pendatang," tegas Risma.
Selain itu, mantan Kepala Bappeko dan DKP Kota Surabaya mengungkapkan rencana terhadap Pasar Keputran yang akan terkoneksi dengan transportasi massal.
"Kita punya rencana dilewati MRT dari timur ke barat, kita siapkan Park n ride depan pasar kita jadikan gedung parkir, LRT berhenti di situ," pungkas Risma. (ze/fat)











































