Kepala SMA-LB Maarif Lamongan, Supinah mengatakan, 4 siswa berkebutuhan khusus berasal dari tiga sekolah berbeda, yakni 2 peserta dari SMA-LB Maarif dan dua siswa dari SLB Muhammadiyah.
"Seluruh sekolah SLB ikut jaga di sini. Di sini sebagai penyelenggara kita libatkan semua SLB-SLB lain, karena kejujuran itu bentuk peningkatan kualitas," kata Supinah kepada wartawan.
Supinah mengatakan, tidak ada kendala dan berjalan dengan lancar. Sebenarnya, ada empat siswa SMALB lagi yang kelas XII. "Ada 4 anak C tuna grahita tidak ikut UN, karena mereka secara intelejensinya kurang, anak yang masuk kelas C IQ-nya di bawah 80," akunya.
Sementara Bupati Lamongan, Fadeli saat melakukan sidak UN mengatakan, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Lamongan tahun 2016 ini mengalami kemajuan yang luar biasa.
"UNBK TAHUN kemarin hanya 4 sekolah sekarang ini 27 sekolah negeri dan swasta, perkembangannya juga menggembirakan, 4 sekokah kemarin gak sampai seribu siswa, sekarang sudah mencapai 27 sekolah dengan jumlah 7.100 lebih, peningkatan sudah hampir 50 persen," akunya.
Dia menargetkan tahun 2017, lembaga yang menggelar UNBK di Lamongan bisa mencapai 100 persen. "Kami memprogramkan, saya usahakan, saya minta di jajaran pendidikan di Lamongan tahun depan bisa seluruhnya melaksanakan dengan secara online," sambungnya.
Untuk itu, pihaknya mencanangkan pengadaan 2.500 komputer lagi supaya setiap lembaga bisa menggelar UNBK. "Tinggal kesiapan, sarana dan prasarana, sekarang 2500 komputer lebih, kalau di tambah 2.500 komputer bisa untuk se-Kabupaten Lamongan," pungkasnya. (fat/fat)











































