Salah seorang pedagang, Khusnul Khotimah mengaku penjualannya turun jauh dibandingkan sebelum ada dugaan flu burung merebak di Lamongan. Sebelum ada flu burung, dirinya menjual 300 kg sehari. Tapi sekarang hanya bisa menjual 150 kg per hari. Lantaran sepinya pembeli tersebut, Khotimah mengaku menderita kerugian yang tidak sedikit.
"Gimana gak rugi kalau turunnya sampai 50 persen, ayam jadi tidak laku dijual," kata Khusnul kepada wartawan, Kamis (24/3/32016).
Tentang harga, lanjut Khusnul, harga masih tergolong stabil dan tidak ada lonjakan seperti halnya barang-barang kebutuhan pokok lainnya, yakni Rp 30 ribu per kg. "Tidak ada kenaikan harga daging ayam, harga masih stabil," tuturnya.
Sementara itu, Yuli satu diantara pengunjung Pasar Sidoharjo yang biasanya mengkonsumsi ayam lebih memilih tidak membeli daging ayam. Pasalnya, dirinta masih takut dengan adanya dugaan virus flu burung yang kembali merebak di Lamongan. Kika pun harus membeli daging ayam, Yuli mengaku akan lebih memilih untuk membeli daging ayam yang masih kelihatan segar. "Kalau kelihatan segar kan kemungkinan ayam gak kena flu burung," terang dia.
Para pedagang ataupun pembeli hanya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan segera melakukan langkah pencegahan penyebaran flu burung. (fat/fat)











































