Menurut Purboyo petugas Orari yang ada saat kejadian berlangsung, posisi mobil sudah terparkir menghadap selatan, sementara badan kapal menghadap ke arah timur barat.
Di sisi selatan kapal, terpasang sebilah pipa sebagai pembatas, yang akan diangkat jika kapal tambangan sudah sampai ke arah seberang. Kapal tambangan dalam posisi sandar sambil menunggu penumpang dan area parkir mobil penuh terisi.
"Mobil sudah di handrem, tapi dimasukkan gigi nol sehingga rodanya meluncur ke depan dan menabrak pipa pembatas, jadi langsung tercebur dan tenggelam ke sungai," papar Purboyo, Senin (21/3/2016).
Purboyo menambahkan, sebetulnya Suwandi berhasil keluar mobil dan langsung dilempar pelampung oleh tukang kapal tambangan, namun kondisi badannya justru semakin tenggelam sebelum sempat menggapai pelampung.
Sampai pukul 18.30 WIB, tim dari BPBD , Basarnas dan Polisi Blitar masih melakukan upaya penyisiran dan pencarian sepanjang Sungai Brantas yang melintasi wilayah Purwokerto itu.
"Kami akan menggunakan penerangan secukupnya sampai benar-benar kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian malam ini," jelas Ganef Rachmawanto, bagian kedaruratan BPBD Kab Blitar.
Menurut informasi dari beberapa warga, Suwandi sebetulnya sudah terbiasa menggunakan perahu tambang ini setiap akan menyeberang ke Rejotangan, Tulungagung. Bahkan dalam sehari, ia bisa menyeberang dua kali.
Selain biayanya murah hanya Rp 5 ribu per mobil dan ia juga bisa efektif waktu sampai setengah jam karena tidak perlu memutar melewati jalur darat yang jaraknya mencapai 25 km.
Kondisi penyeberangan yang lebarnya 50 meter dengan kedalaman sungai sekitar 10 meter itu saat ini terpasang police line, dan untuk sementara aktivitas penyeberangan ditutup sampai korban berhasil ditemukan. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini